
Jakarta, Halo Indonesia – ( 26 Januari 2018 ) Dalam rangka menyongsong Hari Kanker Sedunia, Yayasan Kanker Indonesia (YKI) mengajak masyarakat untuk bergerak secara aktif dan meningkatkan pemahaman tentang salah satu penyakit yang paling mematikan di dunia, kanker.
Hari Kanker Sedunia yang jatuh pada tanggal 4 Februari diperingati juga di Indonesia dengan serangkaian kegiatan yang mengacu pada Union for International Cancer Control (UICC) dengan spirit ‘We can. I can.’, atau ‘Kita Bisa. Aku Bisa’ yang maksudnya didalam penanggulangan kanker ada upaya-upaya yang dapat dilakukan bersama-sama dan ada upaya yang dapat dilakukan oleh diri sendiri.
Dalam dua dasawarsa terakhir, menurut UICC sebanyak 21,7 juta orang terkena kanker secara langsung, sehingga upaya pencegahannya harus dilakukan secara bersama-sama, mengingat kanker dapat menyerang siapapun. Hal ini mengingat banyak pasien baru mendeteksi kanker ketika sudah stadium lanjut, dan lebih buruk lagi ketika pasien lebih mempercayai mitos tentang kanker sehingga kondisinya menjadi lebih parah.
Ketua Yayasan Kanker Indonesia, Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, SpPD, KHOM, FACP, mengatakan, “Kami mengajak masyarakat secara bersama-sama untuk meningkatkan pengetahuan dan kepedulian terhadap penyakit kanker, berikut pencegahan dan penanganannya baik bagi penderita kanker maupun orang-orang disekelilingnya.”
Spirit ‘We Can. I Can’ dapat membuat perubahan yang signifikan, sebagaimana setiap orang dapat memainkan peran penting dalam menjaga kesehatan dan kebugarannya – dengan terus bergerak secara aktif seperti berolah raga, tidak mengkonsumsi alkohol, menghindari menghisap rokok, dan mengurangi konsumsi daging yang diproses. Setiap posting atau berbagi informasi di media massa maupun media sosial dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kanker.
Menurut UICC, riset menunjukkan bahwa, pasien kanker payudara dapat mengurangi risiko terjangkitnya kembali hingga 40% dengan melakukan kegiatan fisik yang direkomendasikan seperti olah raga ringan secara rutin merupakan cara yang menyenangkan dimana masyarakat di seluruh dunia dapat melakukannya untuk mengurangi risiko kanker, selain makan makanan yang sehat dan mendukung satu-sama lainnya untuk mencapai tujuan tersebut.
Prof. Aru Sudoyo lebih lanjut mengatakan, “Masyarakat dihimbau untuk tidak begitu saja percaya tentang mitos seputar kanker yang banyak beredar, alih-alih menyembuhkan, justru dapat memperburuk kondisi pasien kanker. Segera lakukan konsultasi dengan dokter untuk deteksi kanker sejak dini.”
Adapun beberapa contoh mitos adalah sebagai berikut:
Mitos 1: Kanker disebabkan oleh manusia dan merupakan penyakit modern
Fakta: Kanker bukanlah sekedar penyakit modern buatan manusia, namun telah ada sejak ribuan tahun lalu. Catatan medis di Mesir dan Yunani menemukan tanda-tanda kanker pada kerangka manusia dari 3000 tahun silam. Meski gaya hidup, diet, dan polusi udara berdampak pada risiko terkena kanker, namun tidak dapat sepenuhnya disimpulkan kanker sebagai penyakit modern buatan manusia. Banyak penyebab kanker datang dari alam. Satu dari enam kanker yang mendunia disebabkan oleh berbagai virus dan bakteri.
Mitos 2: Superfood dapat mencegah kanker
Fakta: Secara terpisah, buah beri, akar bit, brokoli, bawang putih, teh hijau, dan superfood lainnya dapat mencegah kanker. Tidak benar, namun, makanan di atas dapat menjadi bagian dari kebiasaan makan dan hidup sehat dalam rangka pencegahan kanker. Tetaplah penting memperhatikan apa yang kita makan, sebab buah dan sayuran memang lebih sehat dari jenis makanan lainnya. Penelitian sudah membuktikan bahwa tiga komponen utama hidup sehat yaitu: 1) menjaga berat badan yang ideal; 2) olah raga teratur; dan 3) mengikuti diet / menu sehat, dapat menurunkan risiko terkena kanker hingga 35 persen (50 persen pada kanker tertentu). Menghindari alkohol berlebihan serta tidak merokok menurunkan risiko lebih besar lagi.
Mitos 3: Mengkonsumsi makanan asam menyebabkan kanker
Fakta: Tidaklah benar bahwa mengkonsumsi makanan asam meningkatkan risiko kanker, sementara makanan dengan tingkat alkalin lebih tinggi sebaliknya. Sel kanker tidak dapat hidup pada lingkungan dengan kadar alkalin yang tinggi, namun sel-sel lain di tubuh manusia juga demikian! Adalah keliru bahwa makanan dapat ‘membentuk alkalin dalam tubuh’. Makan sayuran hijau memang sehat, tetapi bukan berarti berdampak pada tingkat keasaman atau tingkat alkalin tubuh kita. Lingkungan asam di seputar sel kanker lebih disebabkan oleh cara tumor menciptakan energi dan menggunakan oksigen, dibandingkan dengan selaput sehat lainnya. Tidak ada bukti bahwa makanan dapat memanipulasi tingkat keasaman tubuh yang menyebabkan kanker.
Mitos 4: Pengobatan kanker lebih merusak daripada menyembuhkan
Fakta: Pengobatan terhadap kanker (kemoterapi, radioterapi atau bedah) merupakan perawatan serius. Efek sampingnya kerap terasa kuat, sebab pengobatan yang diciptakan untuk mematikan sel kanker juga dapat mengganggu fungsi beberapa sel sehat, misalnya sistem pembentukan darah (lekosit dan akar rambut). Pada kanker stadium awal, kemoterapi dan radioterapi masih diharapkan dapat menyembuhkan – disebut sebagai “tujuan kuratif” – sedangkan pada stadium lebih tinggi misalnya 3 dan 4, masih bermanfaat untuk meringankan penderitaan (misalnya nyeri) dan mempertahankan kualitas hidup. Pembedahan masih merupakan pengobatan efektif terhadap beberapa jenis kanker, terutama pada stadium dini. Pada stadium lanjut pengobatan paliatif tersebut tetap dilakukan bagi pasien kanker untuk memberikan keseimbangan kualitas dan kuantitas hidup, sebagai hak pasien untuk menentukan pilihannya.
Mitos 5: Biopsi membuat tumor menjadi ganas
Fakta: Banyak orang yang menolak pemeriksaan biopsi terhadap tumor yang diidapnya karena dikhawatirkan “benjolan akan menjadi kanker” atau “akan menjadi ganas” Hal ini merupakan mitos yang amat merugikan karena seringkali pengobatan menjadi terlambat. Ada dua hal yang perlu dimengerti disini. Pertama, sebuah benjolan yang jinak tidak akan menjadi ganas karena biopsy. Tumor jinak akan tetap jinak, demikian pula sebaliknya. Kedua, kanker tidak akan dapat diobati bila tidak diketahui jenisnya. Hal yang sama juga berlaku pada pembedahan.
Mitos 6: Berlebihan dalam mengkonsumsi makanan berlemak (dan pola makan yang buruk) dapat memicu resiko kanker. Beberapa jenis penyakit kanker yang muncul akibat berlebihan dalam konsumsi asupan lemak, yaitu kanker empedu, kanker usus dan ginjal.
Fakta: Lemak memadat tidak menyebabkan kanker, yang buruk adalah lemak berlebih pada tubuh kita sendiri yang banyak diakibatkan oleh karbohidrat dan gula yang berlebih.
Tentang Yayasan Kanker Indonesia
Masalah utama dalam penanggulangan kanker adalah kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kanker dan kesadaran masyarakat untuk melakukan perilaku hidup sehat untuk mengurangi risiko kanker serta melakukan deteksi dini kanker. Akibatnya sebagian besar kanker ditemukan pada stadium lanjut dan sulit ditanggulangi, sehingga memberikan beban yang besar bagi pasien kanker dan keluarganya.
Berdasarkan kepedulian dan keprihatinan terhadap semakin banyaknya penderita kanker, rendahnya pengetahuan masyarakat akan penyakit ini serta tingginya angka kematian penderita akibat datang berobat pada stadium lanjut, 17 tokoh masyarakat dan pemerhati kesehatan terpanggil untuk mendirikan Yayasan Lembaga Kanker Indonesia (YLKI) pada tanggal 17 April 1977 sebagai organisasi nirlaba yang bersifat sosial dan kemanusiaan di bidang kesehatan, khususnya dalam upaya penanggulangan kanker.