Lanny Jaya, Haloindonesia.co.id – Bandara Tiom adalah pintu gerbang utama menuju Kabupaten Lanny Jaya di Papua. Keberadaannya diharapkan menjadi lahirnya sarana dan moda transportasi yang menghubungkan satu lokasi maupun daerah secara teratur, tepat waktu dengan harga yang terjangkau bagi masyarakat.
Dalam prinsip pelayanannya, Bandara Tiom selalu mengedepankan prinsip aman, nyaman dan selamat. Seperti saat ini, meskipun masih di tengah pandemi, Bandara Tiom tetap disiplin melaksanakan SOP protokol kesehatan.
“Bandara Tiom tetap berjalan dengan mengikuti dan mengacu pada setiap kebijakan pemerintah daerah dan Satgas Covid 19 Kabupatan Lanny Jaya. Serta menyesuaikan dengan kebijakan dan Surat Edaran dari Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat,”ujar Markus Roni, Kepala Bandara Tiom pada Halo Indonesia, Selasa (24/8/2021).
Setiap personel yang terlibat dalam pelayanan penerbangan di Bandara Tiom, termasuk penumpang yang datang dan berangkat wajib mengikuti protokol kesehatan yang ditetapkan oleh Satgas Covid-19 Kabupaten Lanny Jaya. Sebagai edukasi dan sosialisasi, pihaknya menyediakan himbauan 3M, menyediakan sarana tempat cuci tangan serta handsanitizer.
Bandara Tiom yang merupakan pintu gerbang Lanny Jaya yang memiliki panjang runway 700 meter x 18 meter. Sebagai gerbang udara, Bandara Tiom telah mendapatkan persetujuan dari Direktur Angkutan Udara Kementerian Perhubungan mengenai penambahan frekuensi penerbangan subsidi dari Sentani – Tiom – Sentani sebanyak tiga kali seminggu. Namun pada tahun ini, masih terealisasi satu kali seminggu.
Ketika hendak mendarat di Bandara Tiom, sedari atas pesawat, Anda akan disuguhi pemandangan alam khas Papua yang molek. Landscape hutan, pegunungan dan perkampungan mendominasi. Transportasi udara di sini sangat dibutuhkan karena untuk menopang kebutuhan transportasi yang efektif juga mudah dan cepat serta keamanannya terjaga.
Karena berada diketinggian dan dikelilingi oleh bukit-bukit memesona, Lanny Jaya sudah pasti menawarkan hawa yang sejuk dan kondisi alam yang masih asri. Hamparan hijau layaknya permadani itu seperti menjadi “vitamin” yang membawa kesegaran pada mata kita.
Momen matahari terbit dan terbenam tak bisa kita nikmati dari Tiom, yang memang jauh dari pantai dan wilayahnya yang berbukit-bukit. Untuk mendapatkan momen tersebut kita perlu pergi agak jauh dari ibukota Lanny Jaya itu.
“Semoga Bandara Tiom ke depannya semakin lebih baik dan maksimal dalam mewujudkan aspek keamanan, kenyaman dan keselamatan penerbangan. Terima kasih atas dukungan dari semua pihak untuk pelaksanaan penerbangan di Bandara Tiom,”tambah Markus Roni.