
“Pertama saya sampaikan selamat dan apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat dalam pembangunan renovasi Masjid As-Sahara. Semoga masjid ini dapat dipergunakan kembali untuk sarana ibadah, serta aktivitas kegiatan keagamaan. Kita bersyukur masjid ini terlihat megah, sehingga seluruh warga Kantor Wali Kota Jakarta Barat bisa memanfaatkan dengan sebaik-baiknya,” ujar Pj. Gubernur Teguh.
Ia menambahkan, kehadiran Masjid As-Sahara merupakan upaya Pemprov DKI Jakarta menyediakan sarana ibadah yang layak bagi para pegawai dan pengunjung lingkungan Kantor Wali Kota Jakarta Barat. Pj. Gubernur Teguh berharap, peningkatan fasilitas masjid dapat memberikan kenyamanan dalam beribadah, serta meningkatkan keimanan dan ketakwaan.
“Insya Allah ini akan meningkatkan kinerja kita khususnya di lingkungan Pemerintah Kota Jakarta Barat. Saya berharap, Masjid As-Sahara dapat dimanfaatkan sebagai pusat aktivitas kegiatan sosial pendidikan Islam, seperti majelis taklim, lembaga zakat, serta aktivitas lainnya yang bermanfaat bagi kemaslahatan umat,” imbuh Pj. Gubernur Teguh.
Sementara itu, Wali Kota Jakarta Barat Uus Kuswanto menjelaskan, desain renovasi Masjid As-Sahara bernuansa Masjid Nabawi di Madinah. Hal tersebut terlihat dari enam payung yang tersebar di dua area, barat dan timur masjid.
“Masjid ini memiliki dua menara setinggi 42 meter di area barat dan timur, memiliki dua kubah baru yaitu kubah besar dan kubah kecil, serta penambahan ornamen interior untuk mempercantik suasana masjid. Selain itu, terdapat fasilitas ramah disabilitas dan area taman di sekitar masjid,” ungkap Uus.
Uus melanjutkan, pembangunan renovasi Masjid As-Sahara tanpa menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Ia mengungkapkan, sumber dana pembangunan renovasi masjid berasal dari donasi para ASN dan masyarakat, melalui infak dan sedekah yang terkumpul sebesar Rp16,2 miliar, serta dana CSR dari berbagai stakeholder sebanyak Rp1,1 miliar.
“Ini perlu diapresiasi, bahwa pembangunan masjid tidak memerlukan dana APBD. Lalu, penataan renovasi telah dimulai sejak awal 2024, sehingga hari ini bisa dipergunakan kembali. Tadi juga ada bantuan dari Baznas Bazis DKI Jakarta untuk pengumpulan infak dan sedekah,” pungkas Uus Kuswanto.