
Pj. Gubernur Teguh menegaskan, meski nantinya Jakarta tidak lagi menjadi ibu kota negara, Jakarta tetap memiliki peran sebagai pusat perekonomian nasional dan bertransformasi menjadi kota global. Artinya, Jakarta akan menjadi pusat berbagai sektor, seperti perdagangan, keuangan, dan jasa yang terkait dengan perekonomian nasional. Jakarta tetap akan menjadi magnet bagi daerah lain di Indonesia. Untuk itu, salah satu yang dibutuhkan dalam menjalankan peran sebagai pusat perekonomian nasional dan kota global adalah pembangunan dan pengembangan transportasi publik.
“Salah satu kriteria untuk menjadi kota global adalah dilihat dari sisi transportasi publik. Ini juga yang harus kita perhatikan. Ke depannya, pasti akan banyak tantangan dan peluang yang bisa diambil oleh segenap jajaran Organda dengan seluruh anggota, yaitu bagaimana kita menciptakan sistem transportasi publik yang terintegrasi dan andal,” ujarnya.
Ia menegaskan, sebagai kota besar, pembangunan transportasi publik harus dilakukan. Untuk membangun transportasi publik di Jakarta, tidak cukup hanya memperhatikan kebutuhan warga DKI Jakarta, tetapi juga harus mempertimbangkan kebutuhan transportasi publik di wilayah sekitar Jakarta, seperti Bogor, Depok, dan Tangerang. Peran strategis Organda DKI semakin besar dalam upaya membangun sistem transportasi Jakarta sebagai pusat perekonomian nasional dan kota global.
“Oleh karena itu, dalam hal kewenangan Daerah Khusus Jakarta, nanti ada aturan khusus terkait masalah transportasi publik. Ini memberikan tantangan dan peluang besar bagi Organda DKI dalam upaya membangun sistem transportasi publik terintegrasi. Kota Jakarta akan di-upgrade, sehingga Organda DKI harus siap menyambut kota yang maju, berkeadilan, layak huni, berdaya saing, dan berkelanjutan. Ini dapat terwujud dengan dukungan berbagai sektor, termasuk transportasi sebagai elemen utama mobilitas dan konektivitas,” terangnya.
Ia menilai, Organda DKI sebagai wadah bagi pengusaha angkutan jalan memegang peran strategis, tidak hanya sebagai penyedia layanan transportasi, tetapi juga sebagai mitra utama dalam mewujudkan sistem transportasi yang andal dan berkualitas bagi warga Jakarta. Karena itu, ia optimistis Organda DKI dapat mewujudkan hal tersebut dengan bersinergi dengan Dinas Perhubungan DKI.
Lebih lanjut, Pj Gubernur Teguh menerangkan bahwa langkah konkret dibutuhkan untuk memperluas cakupan layanan serta membangun kepercayaan masyarakat terhadap transportasi umum yang aman dan nyaman, sehingga target peningkatan penggunaan transportasi publik sekitar 55 persen hingga tahun 2045 mendatang dapat tercapai.
“Untuk itu, saya mendukung bagaimana penambahan armada JakLingko atau feeder agar seluruh warga terlayani oleh transportasi publik di Jakarta yang aman dan nyaman. Pemprov DKI terus berkomitmen meningkatkan integrasi angkutan umum guna memastikan keamanan dan kenyamanan layanan transportasi, karena itu merupakan hak semua warga negara yang harus terpenuhi,” tegasnya.