
Jakarta, Halo Indonesia – Dalam rangka memperingati bulan kesadaran kanker kolorektal, Cancer Information & Support Center (CISC) mengadakan kegiatan “sharing session” sebagai wadah komunikasi bagi para pasien, keluarga dan penyintas kanker untuk berbagi pengalaman dan sebagai bentuk kepedulian kepada penderita kanker khususnya, kanker kolorektal.
Hadir sebagai pembicara dalam kegiatan ini, Dr. Fajar Firsyada, Sp.B-KBD selaku Dokter Spesialis Bedah & Ahli Kanker Saluran Cerna (Digestive) mengatakan, “Kanker kolorektal sebagai salah satu jenis kanker yang paling sering ditemui dan merupakan kanker yang tumbuh pada usus besar (kolon) atau rektum. Menurut GLOBOCAN 2018, kasus kanker kolorektal di Indonesia saat ini menempati urutan keempat setelah kanker payudara, serviks dan paru. Dengan jumlah kasus baru mencapai 30.017.”
Sebagian besar masyarakat masih menganggap bahwa kanker kolorektal erat kaitannya dengan kanker keturunan atau kanker yang terjadi pada usia lanjut, padahal kanker yang tumbuh pada usus besar atau rektum ini juga sangat dipengaruhi oleh gaya hidup. Faktanya, 30% dari penderita kanker kolorektal adalah pasien di usia produktif, yaitu di usia 40 tahun atau bahkan lebih muda lagi. Oleh karena itu, dengan hidup sehat, skrining dan deteksi dini, penyakit ini dapat dicegah dan diobati tepat waktu.
Lebih lanjut, dr. Fajar mengatakan, “Seiring berkembangnya penemuan dalam penanganan kanker kolorektal seperti pemberian terapi target, dapat meningkatkan harapan hidup pasien kanker kolorektal menjadi lebih panjang. Untuk kanker usus besar stadium 1, terapi bersifat kuratif atau sembuh. Sedangkan, untuk kanker usus besar stadium 2, 3, dan 4, memerlukan pengobatan adjuvant yaitu berupa kemoterapi, kemoterapi dan terapi target, atau kemoterapi dan radiasi pada kanker kolorektal. Terapi target juga memberikan manfaat besar pada pasien kanker yang awalnya tidak bisa dioperasi menjadi bisa dioperasi sehingga memberi kemungkinan untuk bisa ditangani dengan lebih baik”.
Aryanthi Baramuli Putri, Ketua Umum CISC mengatakan, “Kesadaran pentingnya akses pengobatan yang benar dan lebih baik bagi pasien kanker usus besar di Indonesia sangat penting. Pasien berhak untuk mendapatkan pengobatan terbaik melalui ketersediaan obat inovatif seperti target terapi. Bertepatan dengan Bulan Kesadaran Kanker Kolorektal inilah kami mengajak agar kita semua bisa bekerja sama mendukung menyuarakan hak pasien tersebut agar pihak-pihak terkait dapat tergerak dan masukan suara dari pasien bisa menjadi pertimbangan penting untuk mengambil keputusan atau membuat kebijakan terkait akses kesehatan dan pengobatan kanker kolorektal.
“Perjuangan kami di CISC bersama menyampaikan bahwa kanker bukan lagi merupakan ‘vonis kematian’ sehingga hak pasien kanker untuk mendapatkan pengobatan terbaik harus diperjuangkan. CISC juga telah berkomunikasi dengan berbagai pihak, dari regulator dan pihak terkait lainnya, untuk menyampaikan aspirasi dan pesan-pesan pasien kolorektal yang merasa terbebani dengan keputusan penghapusan tanggungan untuk pengobatan kanker kolorektal. Kami berharap upaya-upaya tersebut menghasilkan keputusan yang memberikan harapan yang positif bagi para pasien kanker kolorektal atas akses pelayanan kesehatan yg aman, bermutu dan terjangkau sebagaimana diatur dalam UUD 45 dan Undang-undang terkait “ tutup Aryanthi.