BANTEN, Halo Indonesia – Menteri Dalam Negeri menghadiri rapat paripurna DPRD Provinsi Banten dalam rangka memperingati hari jadi provinsi tersebut. Dalam kata sambutannya, Menteri Tjahjo mengingatkan sejumlah tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia. Kata Tjahjo, setidaknya ada empat tantangan atau ancaman yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini.
” Pertama radikalisme dan terorisme ini ancaman bangsa kita,” kata Tjahjo, di kota Serang, Banten, Kamis (4/10).
Tjahjo pun mengajak, semua elemen masyarakat di Banten, berani menentukan sikap, siapa kawan, siapa lawan baik itu kepada perorangan, kelompok mau pun golongan yang nyata-nyata ingin mengganti Pancasila, merubah UUD 1945 dan kepada yang ingin memporakporandakan NKRI. Memerangi musuh republik, bukan hanya tanggung jawab kepolisian dan TNI. Tapi tanggung jawab semua elemen bangsa.
” Termasuk tokoh agama, masyarakat, kita harus berani melawan radikalisme terorisme,” katanya.
Tjahjo menambahkan, sudah 70 tahun lebih Indonesia merdeka. Harusnya masalah ideologi sudah selesai. Tidak perlu lagi ada yang menggugat ideologi negara. Karena terbukti Pancasila telah menjadi fondasi bagi bangsa ini dalam mengikat perbedaan hingga jadi kekuatan bangsa. Kini, tinggal mengamalkan dan mengimplementasikan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Bahkan dalam kehidupan sehari-hari.
” Tantangan kedua, adalah narkoba. Ingat, generasi dan sumber daya manusia kita kedepan harus diamankan dari bahaya narkoba,” ujarnya.
Tantangan ketiga lanjut Tjahjo terkait dengan penyakit korupsi. Ia pun mengingatkan pentingnya para pemangku kebijakan memahami area rawan korupsi. Terutama yang menyangkut perencanaan anggaran. Sebab banyak yang kemudian terjerat karena kongkalikong dalam perencanaan anggaran.
” Tolong dirembuk dengan baik, dibahas dengan baik. Harus sesuai dengan mekanisme yang ada, peraturan yang ada, menyalurkan aspirasi masyarakat sekecil apapun. Seiring dengan janji kampanye Pak Gubernur dan Wakil Gubernur. Saya yakin anggota DPRD mendukung penuh program perencanaan janji kampanye gubernur dan wakil gubernur,” ujarnya.
Area rawan korupsi lainnya yang harus dipahami kata Tjahjo, menyangkut dana hibah dan bansos. Ia sendiri sudah mengeluarkan kebijakan kepala daerah boleh kembali memberikan dana hibah dan bansos. Tapi ia ingatkan, haru taat aturan. Dan jangan sampai di mark up.
“Tepat sasaran, mohon juga kepala daerah jangan main-main dengan dana hibah dan bansos. Pak Kajati atau Pak Kapolres tangkap saja kalau ada oknum yang memanfaatkan memainkan. Itu untuk kepentingan masyarakat,” kata Tjahjo.
Masalah retribusi dan pajak juga katanya harus diperhatikan. Jangan ada penyelewengan. Pun dalam mekanisme pengadaan barang dan jasa. Taati aturan. Jangan coba-coba kongkalikong.
” Tolong dengan hormat kemitraan DPRD dengan pemerintah daerah mulai Sekda sampai ke tingkat ke bawah dirembuk dengan baik mengenai mekanisme yang ada,” kata dia.
Tantangan keempat yang dihadapi bangsa ini, kata Tjahjo, adalah masalah
ketimpangan sosial. Faktanya, masih ada angka kematian ibu hamil yang tinggi. Masalah gizi anak. Atau persoalan papan layak. Masih banyak warga seperti anggota TNI, buruh dan PNS yang belum mempunyai rumah yang layak.
” Saya kira hal ini permasalahan yang sudah diantisipasi oleh pimpinan daerah serta Forkompinda. Suksesnya sebuah provinsi atau kabupaten ini jika mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah. Mampu menekan angka pengangguran, meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan baik di seluruh elemen masyarakat yang ada,” katanya.
Tjahjo yakin dengan dukungan para tokoh adat, tokoh masyarakat, tokoh agama serta para politisi dan pendiri Banten, pembangunan di Banten bisa digerakkan dengan baik. Sehingga penetasan pembangunan bisa lebih dipercepat. Ujungnya tak lain adalah kesejahteraan rakyat.
” Pak Gubernur tadi punya konsep bagaimana kesehatan bisa gratis, pendidikan bisa gratis, mempercepat sarana prasarana, mempercepat infrastruktur ekonomi dan sosial dengan baik, rumah sakit rujukan harus ada diseluruh kabupaten dan kota di Banten, puskesmasnya ada, ada dokternya, ada perawatnya, ada obatnya, ada ambulancenya, kalau perlu ada jemput bola. Saya kira itu impian dalam rangka membangun Provinsi Banten. Dirgahayu Provinsi Banten yang ke 18. Atas nama pemerintah pusat dan Kemendagri, saya mengucapkan selamat. Selamat dan selalu maju,” kata Tjahjo menutup pidato sambutannya.