Beranda Frame Digital Perbatasan, Menjahit Indonesia dari Perbatasan

Digital Perbatasan, Menjahit Indonesia dari Perbatasan

BERBAGI
Digital Perbatasan, Menjahit Indonesia dari Perbatasan

Jakarta, HALO Indonesia – Presiden Joko Widodo dalam Pidato Kenegaraan di hadapan Sidang DPR dan DPRD tanggal 16 Agustus yang lalu menyatakan Indonesia adalah seluruh pelosok tanah air dan pembangunan yang dilakukan harus Indonesia sentris yang dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, selaras dengan Visi Nawa Cita,  “Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam rangka negara kesatuan”, Pemerintah meresmikan siaran digital pertama di perbatasan negara atau beranda depan, Nunukan, Kalimantan Utara.  

Momentum itu menjadi salah satu tonggak sejarah pertelevisian dan telekomunikasi di Indonesia. Dengan dimulainya siaran televisi digital di Nunukan, Batam dan Jayapura bertepatan dengan suasana perayaan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan ke-74 Republik Indonesia.

Sesuai dengan Inpres Nomor 1 Tahun 2019 untuk melakukan percepatan pembangunan Pos Lintas Batas Negara berikut sarana-sarana penunjangnya, Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika membangun infrastruktur jairngan telekomunikasi dan pemancar penyiaran. 

“Penyelenggaraan penyiaran di daerah perbatasan merupakan hal yang sangat strategis. Kementerian Kominfo mengapresiasi inisiatif yang lebih dulu dilakukan oleh Komisi Penyiaran Indonesia dan TVRI di tahun 2017 untuk melaksanakan proyek uji coba penyiaran di perbatasan yang dimulai di empat lokasi, termasuk Nunukan, melalui kolaborasi relai siaran stasiun-stasiun TV swasta melalui infrastruktur multiplekser TVRI,” tutur Menteri Kominfo Rudiantara, dalam peresmian Program Digitalisasi Perbatasan yang bertema “Digital di Perbatasan, Menjahit Indonesia dari Perbatasan, di GOR Nunukan, Nunukan Kalimantan Utara, Sabtu (31/08/2019).

Menurut Menteri Kominfo, Pemerintah bekerja bersama dengan swasta menghadirkan penyiaran yang berkualitas dan ragam konten, secara bertahap hingga ke seluruh pelosok Indonesia.

“Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara dipilih menjadi contoh teknologi pertama penyiaran digital dengan tiga lembaga penyiaran publik TVRI, Metro TV, dan Trans TV ditunjuk menjadi penyelenggara sistem multiplexer di wilayah Nunukan,” tuturnya.

Digitalisasi di perbatasan diresmikan dengan penekanan tombol oleh Menkominfo Rudantara yang didampingi Gubernur Kalimantan Utara, Irianto Lambrie dan Bupati Nunukan, Asmin Laura Hafid, Ketua KPI Agus Suprio, Direktur TVRI Helmi Yahya, Dirut BAKTI Anang Latif, dan Direktur Penyiaran Ditjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika, Geryantika.

Peran Strategis

Penyiaran televisi digital di Nunukan dan di kawasan perbatasan memiliki nilai strategis sejalan dengan rencana pemindahan ibu kota pemerintahan ke Kalimantan Timur. Dalam beberapa tahun kedepan Kabupaten Nunukan, akan menjadi salah satu gerbang terdepan Indonesia menuju ke ibu kota baru. 

“Telekomunikasi dan penyiaran mempunyai peran yang strategis dalam memperkuat persatuan dan kedaulatan bangsa, menunjang kegiatan perekonomian, serta memiliki peran vital untuk edukasi masyarakat,” tutur Menteri Kominfo.

Tidak hanya itu, dengan beralih ke TV digital, dapat dilakukan efisiensi penggunaan spektrum frekuensi. Sebab, frekuensi yang sebelumnya digunakan untuk kebutuhan TV analog dapat dibagi untuk kebutuhan lain. “TV analog saat ini memanfaatkan pita frekuensi di 700 Mhz yang disebut-sebut sebagai salah satu spektrum terbaik untuk menggelar layanan broadband,” tutur Rudiantara.
Oleh karena itu, Menteri Kominfo mengharapkan frekuensi yang memiliki pita selebar 336 Mhz ini dapat dimanfaatkan untuk layanan internet pita lebar dan kebencanaan. “Untuk di Nunukan ini, kami menyebutnya sebagai simulcast. Jadi, dapat menyiarkan bersamaan konten secara analog dan digital. Ini merupakan masa peralihan atau transisi, sebelum nantinya masuk ke analog switch off (ASO) atau sistem analog benar-benar dimatikan,” papar Rudiantara. 

Direktur Utama BAKTI Kominfo, Anang Latif menyebut diseminasi informasi menjadi hal vital bagi masyarakat untuk meminimalisasi disparitas pengetahuan antara masyarakat di pinggiran dan pusat.

Menurut Anang, siaran digital bagi masyarakat di perbatasan sejalan dengan upaya yang tengah dilakukan BAKTI mewujudkan pemerataan sinyal telekomunikasi di seluruh Indonesia. “Siaran televisi digital bagi masyarakat di perbatasan menjadi sinyal komitmen nyata pemerintah pusat bagi pemerataan informasi. Momentum ini penting mengingat peluncuran siaran digital dilakukan di Nunukan, Kalimantan Utara yang merupakan daerah pemekaran dari Kalimantan Timur. Tempat bagi ibu kota baru,” tandasnya. 

Bagikan

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.