Yogyakarta, Haloindonesia.co.id – Komunitas pengelola media sosial (medsos) Yogyakarta bersemangat untuk membantu pemerintah pusat dan daerah dalam mengakhiri Covid-19. Menyikapi semangat tersebut, BNPB mengajak pemerintah daerah untuk menggandeng komunitas medsos sebagai bagian dari pentaheliks penanggulangan bencana.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati meyakini komunitas pengelola medsos, khususnya di DI Yogyakarta memiliki kepedulian tinggi dan semangat kemanusiaan untuk bergotong royong virtual mengakhiri Covid-19.
“Medsos memiliki peran penting dalam mendiseminasi informasi dan mengedukasi masyarakat, khususnya dalam konteks Covid-19. Pemerintah mengharapkan para pengelola medsos dapat melakoni peran tersebut. Ini bertujuan untuk mengakhiri penularan virus SARS-CoV-2 di Tanah Air,” ungkapnya dalam Sarasehan Pemanfaatan Medsos dalam Penanggulangan Bencana, Yogyakata, Sabtu (23/08/2020).
Tak hanya itu, menurut Raditya Jati, keberadaan medsos juga dapat mengamplifikasi pesan yang disampaikan pemerintah sehingga perubahan perilaku masyarakat dapat terwujud. “Perubahan perilaku ini menjadi bagian dari adaptasi kebiasan baru yang produktif dan aman Covid-19,” ungkapnya.
Raditya berharap kolaborasi seperti yang dilakukan komunitas medsos Yogyakarta dapat menjadi contoh di wilayah lain sebagai kekuatan pentaheliks dalam mengakhiri Covid-19. “Medsos di setiap wilayah merupakan sumber daya yang sangat strategis dan penting untuk menggerakan masyarakat. Saat ini perubahan perilaku yang konkret sangat dibutuhkan sehingga mata rantai penularan dapat diakhiri,” tegasnya.
Raditya menjelaskan bahwa proses kreatif sangat dibutuhkan dalam mengemas konten medsos. Salah satu contohnya, konten yang menyajikan pesan visual yang lebih tematik dan spesifik, seperti protokol Kesehatan dalam menerima paket, belanja di pasar atau aktivitas di ruang publik lainnya.
Dalam sesi diskusi, pengelola medsos JogjaUpdate Group Pakde Senggol menyampaikan masukan kepada medsos pemerintah untuk memfilter informasi yang benar-benar dibutuhkan masyarakat. Ia mencontohkan, akun instansi yang dipisahkan antara akun yang khusus menginformasikan kegiatan seremonial dengan informasi kebencanaan.
“Masyarakat ini sudah semakin paham bagaimana mereka mengakses sumber informasi kebencanaan, misal informasi terkait gempa, mereka akan merujuk ke medsos instansi teknis PVMBG atau BPPTKG, penanganan bencana merujuk ke BPBD atau BNPB,” ungkap Pakde Senggol.
Pakde Senggol juga berharap ada konten dari medsos pemerintah untuk dapat digunakan melalui medos yang dikelolanya sehingga pesan dapat diamplifikasi secara lebih luas.
Kepala Pelaksana BPBD DI Yogyakarta Biwara Yuswantana mengapresiasi semangat komunitas medsos Yogyakata yang membantu dalam penanganan Covid-19 di wilayahnya. “Saya harap semua pihak bekerja sama meskipun dengan gotong royong virtual, tetap andil besar, untuk mengedukasi publik sehingga perubahan perilaku yang produktif dan aman Covid-19 terwujud,” ungkapnya.
Sarasehan dihadiri pengelola medsos dari BPBD DI Yogyakarta (DIY), Dinas Komunikasi dan Informasi DIY, Biro UHP Setda DIY, Humas Polda DIY, Paguyuban Akun Informasi Jogja (Paidjo), Masyarakat Digital Djogja (Masdjo), JogjaUpdate Group dan praktisi medsos.