Beranda Frame Gubernur Koster Ingatkan Tema PKB Jangan Hanya jadi Pemanis

Gubernur Koster Ingatkan Tema PKB Jangan Hanya jadi Pemanis

BERBAGI
Gubernur Koster Ingatkan Tema PKB Jangan Hanya jadi Pemanis

DENPASAR, haloindonesia.co.id  – Pesta Kesenian Bali (PKB) menjadi ruang aktualisasi segala nilai luhur dan indah dari seni dan budaya Bali. PKB menjadi event seni dan budaya benilai sejarah yang tinggi dan telah menjadi bagian dari memori kolektif tidak saja krama Bali, tetapi juga nasional dan dunia intenasional.

Untuk itu, tata kelola dan manajemen event yang konsekuen serta profesional untuk menguatkan sekaligus memajukan seni dan budaya Bali dalam dimensi pelindungan dan pembinaan sangat diperlukan untuk memayungi seni-seni sebunan, serta melestarikan pakem seni klasik dan tradisi sebagai ajang pemajuan Kebudayaan Bali.

Hal ini diungkapkan Gubernur Bali Wayan Koster pada rapat evaluasi persiapan pelaksanaan acara PKB XLI Tahun 2019 di Jaya Sabha, Denpasar, Senin (13/5) sore.

“Saya berharap pelaksanaan PKB tahun ini harus lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Baik konten, format maupun tata cara pelaksanaan. Penyelenggaraan harus lebih bagus dan berkualitas sesuai dengan tema PKB yakni Bayu Pramana – Memuliakan Sumber Daya Angin sebagai salah satu implementasi visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali,” ungkap Koster.

Ditambahkan Koster yang juga ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali ini, setiap unsur baik pelaksanaan pawai, pergelaran, pameran, workshop, sarasehan, dan Iomba harus menerjemahkan secara fokus dan terintegrasi tema “Bayu Pramana; Memuliakan Sumber Daya Angin”.

“Mulai tahun ini, antara tema dengan isian acara mesti sinkron dan selaras. Tidak ada lagi tema yang hanya menjadi pemanis saja, sementara isian acara tetap menoton dari tahun ke tahun. Untuk itu dibutuhkan peran tim kreatif dan kurator yang bersinergi dengan seniman, budayawan, dan masyarakat seni di seluruh Bali ini. Sehingga setiap tahun ada satu wacana, yang kemudian ditetapkan sebagai tema, kemudian diterjemahkan dalam komposisi, tata artistik, maupun kreteria seleksi jenis kesenian yang mesti tampil,” ujarnya.

Lebih lanjut dikatakan Koster, mulai tahun ini pula pada pameran PKB, baik stand kerajinan maupun kuliner akan dibebaskan dari pungutan biaya. Dengan demikian Ia berharap yang tampil adalah produk kerajinan dan kuliner yang berkualitas tinggi, unik, dan indah.

“Peserta diseleksi, dan memang benar sebagai pelaku industri kreatif dari seluruh Bali. Sehingga pewujudan PKB sebagai pesta rakyat benar-benar menjadi kenyataan. Rakyat bersukacita dalam menyaksikan, menikmati, dan juga menampilkan capaian karya seni dan kerajinan terbaiknya,” imbuhnya.

Selain itu, Koster ingin pelaksanaan PKB tidak sepi penonton setiap harinya. Ia minta agar para pelajar bisa diberdayakan untuk datang ke PKB sebagai ajang pendidikan budaya Bali.

“Jangan sampai sepi pengunjung selama perhelatan PKB, kasihan para seniman sudah jauh-jauh datang mau pentas, justru tidak ada yang nonton. Tolong berdayakan para pelajar, karena PKB kan sebagai ajang edukasi pendidikan budaya juga. Jadikan PKB sebagai promosi budaya Bali, undang daerah lain untuk datang ke PKB juga. Sinergikan dengan kunjungan wisatawan melalui travel agen,” pungkasnya.

Sementara itu Tim Kurator PKB dalam laporannya yang disampaikan I Gede Arya Sugiartha yang juga Rektor ISI Denpasar menyampaikan jika Pesta Kesenian Bali akan dimulai pada tanggal 15 Juni hingga 13 Juli 2019.

Tema “Bayu Pramana: Memuliakan Sumber Daya Angin” dikatakan I Gede Arya Sugiartha, tema tersebut menjiwai seluruh isian kegiatan dalam Pesta Kesenian Bali, dari pawai, pergelaran, parade, Iomba, pameran, sarasehan, maupun work~shop. Tema: Bayu Pramana dimaknai sebagai kesadaran dalam memuliakan daya, energi, dan kekuatan unsur semesta, yakni: udara, angin, nafas, atau sebutan Iain. Energi semesta ini menjadi fondasi peradaban Krama Bali dari masa ke masa, yang terpancar dalam segala aspek kehidupan sakala-niskala, dari peradaban pikir, cara hidup, sistem kepercayaan, hingga ke hal yang bersifat transenden.

Konsep adiluhung ini hendaknya akan menjadi pemantik kreativitas berbasis tradisi Bali, yang kemudian dapat mengilhami generasi Bali masa kini untuk selalu mencintai kebudayaan Ieluhur untuk membangun karakter, jatidiri, dan kesejahteraan bersama.

Turut hadir pada kesempatan tersebut, Ketua Dekranasda Bali Ny. Putri Suastini Koster, Sekda Provinsi Bali Dewa Made Indra, Danrem 163/Wirasatya Kolonel Arh A.M. Suharyadi, Kadis Kebudayaan Provinsi Bali I Wayan Adnyana, Kepala Biro Umum Setda Provinsi Bali Gede Darmawa, Kepala Biro Humas dan Protokol Anak Agung Ngurah Oka Sutha Diana, Kepala Satuan Pol.PP Provinsi Bali I Dewa Nyoman Rai Dharmadi.

Bagikan

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.