Merauke, HALO Indonesia – Sebagai daerah tapal batas, masih banyak pekerjaan rumah (PR) untuk membangun Merauke. Pemerintah pusat saat ini sedang menggenjot pembangunan infrastruktur Merauke. Kehadiran sarana dan prasarana yang mumpuni tentunya akan menggerakkan perekonomian Merauke. Seperti diutarakan oleh Frederikus Gebze, Bupati Merauke kepada Halo Indonesia saat ditemui awal April 2019.
Alumnus pascasarjana Universitas Hasanuddin ini memaparkan bahwa sebagai wajah terdepan di ujung timur Indonesia, Merauke adalah lumbung pangan, dan di Merauke pun sedang didesain Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
“Pemerintah daerah saat ini sedang fokus membangun pertanian di Merauke. Juga sebagai daerah perbatasan, pariwisata punya potensi besar untuk mensejahterakan masyarakat Merauke. Intinya, semua program pembangunan dijalankan secara strategis dan memberi multiplier effect,” Frederikus memaparkan.
Frederikus juga punya harapan tinggi dengan akan dioperasionalkannya terminal baru Bandara Mopah Merauke. Ia menegaskan bahwa Bandara Mopah Merauke adalah bandara penghubung perbatasan dan internasional, seperti Papua Nugini, Australia dan Selandia Baru. “Kehadiran Bandara Mopah Merauke bisa digenjot lagi fungsinya, terutama ketika penambahan fasiltias telah dilakukan. Kami pemerintah daerah sangat mendukung dan berharap pemerintah pusat membantu menyelesaikan pembangunan lainnya. Pemerintah daerah hingga saat ini telah mengucurkan anggaran Rp 60 miiar untuk mendukung akses-akses ke Bandara Mopah Merauke,”kata Frederikus.
Merauke yang terdiri atas 20 distrik, 179 kampung dan 11 kelurahan, dengan jumlah penduduk sekitar 250 ribu jiwa, perekonomiannya disokong oleh sektor pertanian perkebunan dan perikanan. Selain itu, Merauke dikenal sebagai daerah yang amat pluralis masyarakatnya serta sangat menjunjung adat dan istiadat budaya. “Potensi alam, SDM, dan budaya yang dimiliki Merauke tentu akan membawa kota ini semakin maju. Dan saya pastikan bahwa Merauke aman, tenteram dan tertib,”ujar Frederikus.
Dari sisi bentang alam, Merauke punya Taman Nasional Wasur, jejeran pantai dan agrowisata lainnya. Ada pula ikon wisata baru yaitu Kapsul Waktu. Frederikus pun membocorkan renana induk program pariwisata Merauke untuk membuat beberapa festival seperti Festival Kandara, Anim-ha, dan beberapa festival budaya lokal lainnya. “Rencananya semua festival budaya lokal tersebut disatukan dalam festival Anim-ha pada Hari Jadi Kota Merauke. Ferstival ini akan menjadi event regular setiap tahunnya,”Frederikus menjelaskan.
Kapasitas dan kapabilitas SDM pun menjadi sorotan penting di mata Frederikus. Khususnya SDM yang akan mengelola dan menangani pariwsata dan yang bersentuhan memberikan pelayanan lansgung kepada masyarakat. Ia mencontohkan, menjelang pelaksanaan PON XX pada tahun 2020, Frederikus menekankan tidak ada tawar-menawar dalam kesiapan event tersebut. “Bukan hanya menyiapkan venue-venue untuk PON, masyarakat juga harus disiapkan. Ini sangat penting. Sejauh ini dipastikan minimal ada empat cabang olahraga yang akan digelar di Merauke. Di antaranya: motorcross, sepak bola, bridge dan pencak silat,”sebutnya.