Jakarta, HALO Indonesia – Pada bulan April 2019, jumlah penumpang yang diangkut SIA Group (diukur dari pendapatan penumpang per kilometer) mengalami peningkatan sebesar 7,6% dibandingkan dengan tahun sebelumnya, melebihi pertumbuhan kapasitas (diukur dalam kursi yang tersedia per kilometer) sebesar 6,6%. Tingkat keterisian penumpang (PLF) mengalami peningkatan sebesar 0,8 poin persentase menjadi 83,5%.
PLF Singapore Airlines meningkat sebesar 0,7 poin persentase dibandingkan dengan tahun sebelumnya menjadi 83,2%. Jumlah penumpang yang diangkut meningkat sebesar 7,4% dibandingkan dengan tahun sebelumnya, berlawanan dengan penambahan kapasitas sebesar 6,6%. PLF meningkat pada sebagian besar wilayah rute penerbangan yang disebabkan oleh pergeseran libur Paskah dari akhir Maret 2018 menjadi pertengahan April 2019, kecuali di wilayah Asia Timur dan wilayah Amerika yang disebabkan oleh adanya pertumbuhan kapasitas. Berbagai upaya terus dilakukan untuk mempertahankan kinerja RASK (pendapatan per kursi yang tersedia – kilometer) pada beberapa bulan mendatang.
Jumlah penumpang yang diangkut oleh SilkAir mengalami sedikit peningkatan sebesar 0,1%, berlawanan dengan penurunan kapasitas sebesar 3,0%. Pengalihan rute penerbangan ke Scoot dan penarikan sementara armada Boeing 737 MAX 8 dari layanan telah mengurangi kapasitas SilkAir. PLF mengalami peningkatan sebesar 2,4 poin persentase menjadi 78,1%, di mana peningkatan tersebut terjadi pada seluruh wilayah rute penerbangan.
Scoot mencatat pertumbuhan jumlah penumpang yang diangkut sebesar 10,9%, berlawanan dengan pertumbuhan kapasitas sebesar 10,1%. Hal ini menyebabkan peningkatan PLF sebesar 0,7% poin persentase menjadi 86,8%. PLF mengalami peningkatan di wilayah Asia Barat dan wilayah lainnya, sementara wilayah Asia Timur mengalami penurunan. Di bulan April, Scoot meluncurkan penerbangan perdananya dari Singapura ke Laos, yang menandai dimulainya penerbangan tiga kali seminggu dari Singapura ke Luang Prabang dan Vientiane. Rute ini sebelumnya dilayani oleh SilkAir.
Tingkat keterisian kargo (CLF) menurun sebesar 3,9 poin persentase yang dikarenakan oleh penurunan lalu lintas kargo (diukur dalam ton beban kargo per kilometer) sebesar 7,5%, melebihi penyusutan kapasitas kargo sebesar 1,4%. Sebagian besar wilayah rute penerbangan yang terdaftar mengalami penurunan CLF.