Agam, Haloindonesia-Kelok 44 yang berlatar keindahan Danau Maninjau merupakan salah satu ikon Tour de Singkarak (TdS) benar-benar bersahabat dengan pebalap Iran, terbukti Khalil Khorshid mampu menjadi yang terbaik pada etape delapan dari Lembah Anai dan finis di Embun Pagi, Agam, Sumatera Barat, Sabtu (25/11).
Bagi Khalil, kemenangan yang diraih ini merupakan yang pertama selama TdS 2017 digelar. Selama ini dirinya selalu dibawah bayang-bayang rekan satu timnya, Ghader Mizbani. Namun, juara tiga kali TdS ini harus mengundurkan diri pada etape lima setelah tidak mampu menahan cedera yang didapat di etape dua.
Rasa bangga terlihat jelas saat Khalil menerima medali kemenangan yang dilakukan di Muara Maninjau Resort yang keberadaannya berhadapan dengan Danau Maninjau. Apalagi di etape delapan ini diapit dua pebalap Sapura Pro Cycling Team Malaysia asal Columbia, Wilmar Jahir Peres Munos dan Victor Nini Corredor.
Pebalap dengan nomor start 45 ini menyelesaikan balapan sejauh 145 km dengan catatan waktu 03:37:12 atau unggul 16 detik dengan pebalap yang berada dibelakangnya. Khalil mengakui jika etape delapan ini cukup berat termasuk dengan persaingan selama kejuaraan berlangsung.
“Balapan etape ini cukup berat. Tapi tim sangat mendukung sehingga mampu menjuarai etape ini. Hasil yang luar biasa,” kata Khalil Khorshid usai menerima medali kemenangan.
Apa yang diraih oleh Khalil di etape delapan ini membuat dirinya mengambilalih yellow jersey atau pimpinan kejuaraan balapan yang didukung penuh oleh Kementerian Pariwisata dari Daniel Whitehouse. Pebalap dengan nomor start 45 ini mampu membukukan total catatan waktu 27:12:23.
Selain mengambilalih yellow jersey, Khalil Khorshid juga mempertahankan predikat raja tanjakan (polkadot jersey) dengan 92 poin. Pebalap yang berada dibelakangnya Wilmar Jahir Peres Munos dari Sapura Pro Cycling Team dengan 71 poin.
Dengan menyisakan satu etape dari Pasaman menuju Bukittinggi, Minggu (26/11), Khalil dan tim mengaku akan terus mempertahankan posisi yang dipegang saat ini.
Apalagi selisih waktu dengan pebalap posisi dua klasemen umum yaitu Daniel Whitehouse hanya 48 detik.
Untuk predikat raja sprint (green jersey) tetap dipegang oleh pebalap asal Jerman, Robert Muller. Pebalap dari tim Embrace The World Cycling ini mampu membukukan 77 poin dan pebalap dibawahnya adalah Imam Arifin dari KFC Cycling Team dengan 55 poin.
“Saya senang dengan balapan hari ini. Apalagi saya bisa mempertahankan green jersey. Apalagi saya bisa finis diketinggian bersama dengan pebalap yang mempunyai spesialisasi tanjakan,” kata Robert Muller.
Sedangkan pebalap Indonesia tercepat (red white jersey) hingga etape delapan ini tetap dipegang oleh Jamal Hibatulloh dari KFC Cycling Team. Pebalap asal Sumedang ini membukukan total waktu 27:24:48 atau selisih lima menit 11 detik dengan rekan satu timnya, Agung Ali Sahbana yang berada diposisi dua.
Sementara itu Bupati Agam, Indra Catri mengatakan jika TdS tahun ini mengalami perubahan finis. Jika tahun sebelumnya di Puncak Lawang, untuk tahun ini di Embun Pagi. Pihaknya mengaku jika Agam mempunyai banyak lokasi yang nantinya akan dijadikan lokasi start maupun finis.
“Untuk TdS berikutnya kami berharap bisa menjadi lokasi start. Kami akan terus berusaha menyiapkan lokasi baru karena disini banyak pilihan,” katanya di usai pengalungan medali kemenangan etape delapan.
Kelok 44 merupakan rute ikonik TdS, dengan kondisi jalan menanjak disertai kelokan tajam sebanyak 44 kelokan serta berlatar pemandangan Danau Maninjau menjadikan rute ini tantangan berat bagi pebalap.
Kelok 44 menjadi spot paling menarik menikmati keindahan Danau Maninjau, terutama di kelok 23 hingga kelok 39. Di sekitar area inilah pemandangan bentangan danau yang dihiasi hamparan sawah nan subur terlihat sangat indah.