Beranda Community komunitas Medan Menulis Bukan Sekedar Kekinian

komunitas Medan Menulis Bukan Sekedar Kekinian

BERBAGI
komunitas Medan Menulis Bukan Sekedar Kekinian

Medan, HaloIndonesia – Teknologi Gadget, gaya OOTD, potongan rambut, aksesoris berpenampilan identik dengan kaum muda dan menjadi tren atau disebut kekinian. Tetapi ternyata kekinian tidak melulu soal gaya.

Saat ini, berkomunitas menjadi satu hal yang ‘kekinian’. Biasanya komunitas yang digandrungi anak-anak muda adalah komunitas kreatif. Berkomunitas dianggap keren dan kegiatan yang positif untuk mengisi waktu luang.

“Gabung di komunitas itu positif dan asyik aja. Anak jaman sekarang kan sukanya nongkrong, apalagi enaknya nongkrong sama teman yang sehobi. Hobi kita jadi bisa tersalurkan,” kata Founder Komunitas Medan Menulis Asti Febriani saat ditemui di d’Caldera Coffee Jalan Sisingamangaraja Nomor 132, Medan, Selasa (12/12).

Dengan keberadaan komunitas dapat menambah pengetahuan kita. Karena tidak hanya berkumpul dengan teman sehobi, anak-anak komunitas juga sering sharing ilmu, khususnya berkaitan dengan komunitas mereka.

Sebagai pendiri komunitas Medan Menulis, Asti merasa dapat menyalurkan hobinya di tempat yang tepat. Medan Menulis merupakan komunitas pencinta hand lettering. Komunitas ini terbentuk pada 6 Desember 2015 lalu karena Asti tidak menemukan teman dengan hobi yang sama pada saat itu.

Saat ditanya apakah berkomunitas mengganggu kegiatannya sehari-hari atau tidak, Asti mengaku tidak merasa terbebani sama sekali. “Banyak yang didapat dari berkomunitas. Kita bisa tahu tentang organisasi, tentang kepemimpinan, bagaimana caranya menangani sebuah acara. Pokoknya itu aku dapat setelah berkomunitas,” katanya.

Sejalan dengan Asti, anggota komunitas Full Of Doodle Art (Foda) Medan Nafa Fadhilah juga mendapatkan banyak hal positif dari berkomunitas. Asyiknya gabung dengan komunitas menurut Nafa bisa bertukar pikiran antar sesama anggota.

“Selain tukar pikiran, juga bisa curi ilmu. Kaya di Foda kan enggak hanya belajar doodle art aja, tapi juga lettering, water color. Karena udah ada ilmu, jadi bisa menghasilkan juga,” kata Nafa.

Setiap karya doodle yang dibuatnya, Nafa kerap mengunggahnya ke Instagram. Dari sana dia mendapat pesanan untuk membuat doodle dan yang lainnya. Banyaknya anak muda yang berkomunitas saat ini membuat Nafa bisa melihat perbedaan di antara orang-orang yang bergabung dengan komunitas atau tidak, contohnya saja kepercayaan diri mereka.

“Terlihat beda anak-anak yang gabung komunitas atau enggak. Biasanya yang masuk komunitas itu jadi lebih banyak tahu karena relasinya banyak. Kalau anak-anak yang enggak di komunitas biasanya gitu-gitu aja. Terus mereka juga kurang percaya diri,”

Anggota Komunitas Medan Guitar Jam (MGJ) Yuditha Ummiati Matondang merasakan hal yang sama. Sebagai vokalis di komunitas para gitaris itu, Ditha, sapaannya, merasa kepercayaan dirinya bertambah setelah bersama MGJ. Jam terbangnya menjadi penyanyi di komunitas itu membuatnya semakin percaya diri untuk tampil di hadapan orang banyak.

“Menurutku berkomunitas itu penting, karena kita bisa menjalin hubungan dengan banyak orang. Terus yang pasti seperti aku bersama MGJ, berkomunitas itu melatih kepercayaan diri,” tutup Nafa.

Baca Juga : Ciputra Group Gandeng Komunitas Sepada Sosialisasikan Citra Grand Cibubur

Bagikan

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.