MATARAM, Halo Indonesia – Mandalika di Nusa Tenggara Barat dilirik 15 investor Amerika Serikat. Destinasi yang tengah dikembangkan menjadi ’10 Bali Baru’ itu bahkan siap dikunjungi belasan investor tadi pada 18-19 Februari 2018.
“Para investor tadi ingin menjajaki peluang di Mandalika. Mereka melihat adanya potensi besar dari KEK ini. Rencana masuknya 15 investor AS tentu menjadi kabar gembira. Sebab, pengembangan infrastruktur di Mandalika segera selesai,” ungkap Kepala Dinas Pariwisata NTB Lalu Faozal, Kamis (1/2).
Dari paparan Faizal, belasan investor tadi terlihat sangat serius. Semuanya terlihat sangat berhasrat untuk mengembangkan Mandalika. Cerminannya bisa dilihat dari rencana kedatangan ke Mandalika. Semua sudut akan disurvei. Dianalisa. Dan semuanya bakal dilakoni selama dua hari, 18-19 Februari nanti.
Penghubungnya pun sudah ready. Nantinya, poros Mandalika-AS dihubungkan secara diplomatik. Konsulat Ekonomi KJRI New York Winanto Adi sebagai katalisnya.
“Kepastian kunjungan sudah kami dapat. Kunjungannya cukup singkat. Namun, waktu yang ada akan kami manfaatkan sebaik mungkin. Nantinya para investor itu akan didampingi oleh Pak Winanto Adi,” katanya lagi.
Mandalika memang membutuhkan suntikan dana besar. Investasi tambahanR p.2,2 triliun sampai Rp.3 triliun dibutuhkan saat ini. Bahkan pada 2025 nanti nilai investasinya diperkirakan menyentuh angka Rp.28,64 triliun.
“KEK Mandalika awalnya ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah Nomor 52 tahun 2014. Luas totalnya 1.175 hektar, yang digarap baru 250 hektar. Dengan potensinya begitu besar, kawasan ini akan terus tumbuh. Nilainya juga besar. Hal ini yang membuat para investor tertarik,” terang Faozal lagi.
Energi besar memang dibutuhkan di Mandalika. Dengan statusnya yang masuk ke dalam ’10 Bali Baru’ Mandalika membutuhkan 10.000 kamar hotel. Semuanya akan diipenuhi secara bertahap. Dan target 2.000 kamar digadang-gadang bakal terpenuhi sampai 2019.
“Sampai Oktober lalu, nilai investasi masuk sudah mencapai Rp.13 triliun. Nanti kami kembangkan semuanya secara bertahap. Semua disesuaikan dengan ketersediaanbujet. Semakin banyak investor yang masuk, potensi aliran dana semakin besar. Artinya, proyek ini cepat selesai. Kami berterima kasih atas bantuan banyak pihak telah mencarikan Mandalika investor,” tuturnya lagi.
Berbagai upaya sebelumnya dilakukan untuk menarik investor ke Mandalika. Pemerintah Indonesia bahkan sempat melobi pemerintah Qatar. Pada April tahun lalu, sebanyak 200 investor juga berkunjung ke Mandalika. Selain hotel, mereka juga melihat potensi bisnis kawasan campuran. Kawasan ini akan diangun rumah sakit, supermarket, dan pusat perbelanjaan lainnya.
“Proyek-proyek ini terus diupayakan. Beberapa sudah berjalan. Bahkan untuk hotel jumlahnya akan ditambah pada tahun ini,” ujar Faozal.
Pada 2018 ini, terdapat 3 investor yang siap menambah jumlah kamar hotel. Mereka adalah Paramount Hotel, Mozaique Jiva One Sky Hotel, juga ClubMed Hotel. Beberapa proyek yang sedang berjalan yaitu, Royal Tulip Hotel, X2 Hotel, dan Pullman Hotel. “Kami berharap akan semakin banyak infrastruktur yang dibangun. Dengan begitu, jumlah wisatawan akan lebih banyak lagi,” pungkasnya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengapresiasi ketertarikan 15 investor asal AS tadi. Hal ini menurut Menpar, karena pariwisata Indonesia memang “seksi”.
“Pariwisata merupakan salah satu leading sector di Indonesia. Jadi tidak akan salah membantu Kemenpar dalam pengembangan pariwisata, di Mandalika. Investasi di Indonesia, terutama di pariwisata pasti bikin untung,” kata Menpar Arief Yahya. (*)