Beranda Airport Membangun Asa Bandara Melalan Lewat Perpanjangan Landas Pacu

Membangun Asa Bandara Melalan Lewat Perpanjangan Landas Pacu

BERBAGI
Membangun Asa Bandara Melalan Lewat Perpanjangan Landas Pacu

Kutai Barat, Haloindonesia.co.id – Bandara Melalan merupakan bandara kebanggaan di Kabupaten Kutai Barat (Kubar), Kalimantan Timur (Kaltim) dan menjadi pilihan alternatif masyarakat karena dinilai lebih mempersingkat waktu tempuh perjalanan jika dibanding dengan armada transportasi darat dan  sungai.

Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Melalan Kutai Barat Indra Rohman, mengatakan, meski belum adanya penerbangan komersil, bukan karena tidak layaknya fasilitas bandara, melainkan belum adanya maskapai yang mengisi slot penerbangan di Bandara Melalan.

Jika melihat dari sisi fasilitas bandara, Indra menambahkan, kita sangat dan selalu siap. “Tidak ada masalah dengan kondisi bandara. Cuma memang belum ada maskapai yang mau mengisi,” ujar Indra, kepada Halo Indonesia, di Kutai Barat, beberapa waktu lalu.

Dia menjelaskan sampai saat ini pihak bandara pun terus berupaya melobi beberapa maskapai untuk bisa mengisi slot penerbangan dengan tujuan Samarinda dan Balikpapan. Upaya tersebut dilakukan selama dua tahun belakangan ini agar ada maskapai yang bisa hadir kembali di Kutai Barat.

Saat ini landasan pacu atau runway yang dimiliki Bandara Melalan berukuran sepanjang 1.300 meter dan dipergunakan untuk jenis pesawat ATR 42. Namun, rencananya landasan tersebut akan diperpanjang menjadi 1.400 meter agar lebih optimal dapat digunakan oleh pesawat jenis ATR 72-600.

Menurut Indra, sebelumnya pesawat jenis ini juga sudah beberapa kali melakukan pendaratan dan lepas landas dari Bandara Melalan. “Sebagai buktinya, beberapa waktu lalu maskapai Nam Air dengan jenis pesawat ATR 72 sudah beberapa kali mengangkut penumpang dari sini. Kemudian ada pesawat dari pasukan TNI dan juga terakhir dari Polda Kaltim. Jenis pesawatnya juga sama,” jelasnya.

Ia berharap dengan bukti bisa terbangnya pesawat jenis ATR 72 ini bisa membuat maskapai mau dan bisa kembali beroperasi di Kutai Barat. Apalagi, alternatif transportasi udara ini juga sangat diperlukan oleh masyarakat dan juga demi kemajuan Kubar, ditambah lagi dengan semakin rusaknya akses jalur darat yang selama ini diandalkan.

“Memang ada perhitungan dari maskapai, mengenai biaya dan lain-lainnya. Mungkin itu juga yang jadi kendala, untuk hal ini, pihak maskapai lebih tahu. Tapi kalau dari pihak Bandara Melalan, siap fasilitasi penerbangan,” terang dia.

Bahkan, dia menegaskan, buktinya sudah ada dengan pesawat jenis ATR 72 yang sudah beberapa kali mendarat dan lepas landas. Walaupun dengan ketentuan maksimal 70 persen dari kapasitas utamanya.

Angkutan penumpang komersil di Bandara Melalan sempat diisi oleh maskapai penerbangan PT Nam Air jenis ATR 72-600 pada Desember 2020 lalu, namun maskapai tersebut hanya mampu bertahan selama beberapa pekan saja kemudian memutuskan untuk tidak lagi melayani penerbangan komersil di Bandara Melalan Kutai Barat.

Terimbas Pandemi Covid-19

Pandemi Covid-19 berdampak pada penurunan segala lini kehidupan, tak terkecuali pada sisi operasional Bandara Melalan. Akan tetapi, menurut Indra, meskipun di masa pandemi pembangunan infrastruktur Bandara Melalan terus dilanjutkan  terkait persiapan operasional untuk pesawat ATR-72 . “Untuk infrastruktur eksisting di Bandara Melalan sudah memiliki landas pacu dengan panjang 1.300 meter dan akan diperpanjang menjadi 1.400 meter,” jelas pria yang menjabat Kepala Bandara Melalan sejak Desember 2020 lalu.

Indra menambahkan, saat ini perpanjangan runway memasuki tahapan persiapan lahan 250 X 150 meter. “Dengan kondisi landas pacu yang ada saat ini untuk pesawat ATR-72 600 dapat beroperasi namun dengan kapasitas dan area yang terbatas. Untuk mengatasi hal tersebut, Bandara Melalan akan memperpanjang landas pacu menjadi 1.400 meter,” jelas dia.

Saat ini, di Bandara Melalan dilayani oleh dua operator penerbangan, yaitu Susi Air (Datah-Dawai-Melak) dan Airfast yang merupakan charter flight (Balikpapan-Melak PP) dengan jadwal penerbangan Selasa, Rabu, Kamis dan Jumat. Sementara untuk penerbangan perintis di Selasa. Sementara itu, fasilitas bandara yang sedang dikembangkan untuk mempersiapkan syarat minimal penerbangan dan keselamatan dapat terpenuhi, diantaranya memperpanjang runway dan overlay Bandara Melalan.

“Pertama, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sudah melakukan beberapa langkah untuk mendukung perkembangan daerah  melalui subsidi angkutan penerbangan perintis. Artinya, Kemenhub tidak tinggal diam di masa pandemi agar perkembangan penerbangan tetap normal di masa pandemi sejak dua tahun lalu hingga saat ini. Kedua, charter flight disewa oleh perusahaan tambang yang ada di Kutai Barat,” jelas Indra.

Untuk itu menerapkan protokol kesehatan, pihak pengelola Bandara Melalan melakukan beberapa langkah sesuai perintah yang diberikan pimpinan dan aturan yang ada terkait penerapan protokol kesehatan. “Diantaranya, rekan-rekan yang ada di Bandara Melalan sudah melakukan vaksinasi kedua dan dalam waktu dekat akan melakukan vaksinasi Booster. Di masa pandemi tidak boleh ada bandara yang ditutup meskipun operasional maskapai berkurang,” tegas dia.

Dari sisi penumpang, menurut dia, saat pandemi, penumpang turun drastis dari semula berjumlah 100 penumpang per hari menjadi puluhan orang penumpang saja setiap harinya. “Untuk prokes di awal kami menggunakan test PCR, tetapi kini hanya menggunakan swab antigen hingga saat ini,” imbuh dia.

Lanjut Indra, dari sisi anggaran, akibat pandemi, kami mengalami pengurangan sebab ada alokasi anggaran untuk penanggulangan Covid-19. Namun demikian, bandara tetap menjalankan rutinitas seperti biasa. Prinsipnya bandara harus tetap berfungsi meskipun adanya pandemi.

Mengisi Slot Penerbangan

Sebelumnya, menurut Indra, di 2019 di Bandara Melalan sudah ada penerbangan Xpress Air, saat itu demand penumpang sangat banyak tetapi pada saat pandemi mengalami penurunan yang sangat signifikan. “Tetapi, saat ini ada dukungan dari pemerintah daerah melalui perusahaan daerah (perusda) agar maskapai Nam Air dapat menerbangi Melak. Kami sudah membuat MoU dengan charter flight, isinya perusda men-charter Nam Air dan perusda yang menjual tiket kepada Masyarakat,” kata dia.

Indra menambahkan, tetapi dengan kondisi pandemi, hanya bertahan hingga di Desember 2020. “Perkiraan kami di 2021 akan normal kembali, ternyata masih ada Covid-19 gelombang kedua dan akhirnya Nam Air tidak dapat melayani penerbangan Samarinda-Melak dan Balikpapan-Melak,” jelasnya.

Menyikapi kondis saat ini, menurut Indra, kami melakukan langkah dan upaya, pertama melakukan koordinasi dengan Pemda melalui Dinas Perhubungan dan Bupati. “Kedua, kami melakukan koordinasi dengan bandara-bandara terkait, seperti Bandara Internasional APT Pranoto Samarinda, yang pada prinsipnya untuk mengundang berbagai maskapai untuk mencoba membuka rute Samarinda-Melak dan Balikpapan-Melak, tetapi dengan kondisi pandemi pihak operator masih berat untuk membuka rute baru tersebut,” jelas Indra.

Tetapi, dia menambahkan, pihaknya terus mencoba berkoordinasi dengan berbagai pimpinan maskapai dan menggandeng Bandara H. Muhammad Sidik di Muara Teweh, untuk mencoba membuka rute baru, yaitu Balikpapan-Melak-Muara Teweh. “Harapannya, pertama Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Melalan akan ada operator maskapai yang ingin mencoba rute Balikpapan-Melak dan Samarinda-Melak, minimal 1-2 kali dalam seminggu. Kedua, kami tengah mempersiapkan operasional penerbangan untuk pesawat ATR 72-600 sebab sudah diberikan izin dari Direktur Bandar Udara, bahwa Bandara Melalan sudah layak diterbagi ATR 72-600,” jelas Indra.

Dapat Dukungan Keluarga

Indra mengakui dalam mengemban tugas dan tanggungjawab pekerjaan yang diberikan perlu adanya dukungan dari keluarga sangat dibutuhkan. “Sejak saya menduduki posisi  Kepala Bandara Melalan pihak keluarga memberikan dukungan penuh. Pasalnya, tugas dan tanggungjawab yang diberikan merupakan sebuah amanah meskipun terpisah dengan keluarga,” kata dia.

Menurut Indra, di tiap bandara memiliki latar belakang dan budaya yang berbeda-beda, tetapi dirinya selalu memberikan pengertian kepada teman-teman bahwa bandara merupakan miliki kita semua. Bahkan, dimana pun dirinya bertugas dalam mengelola operasional bandara selalu menekankan bahwa “Bandara adalah Kebangaanku”.

Lanjut dia, dalam menerapkan manajemen internal di Bandara Melalan, Indra berusaha memberikan contoh bahwa kita tidak perlu hal yang muluk-muluk atau membandingkannya dengan bandara kelas I atau II. “Bandara Melalan yang merupakan bandara kelas III minimal standar operasioanl penerbangan sudah terpenuhi dan masing-masing karyawan memenuhi tanggungjawab sesuai tupoksi. Jangan hanya sekedar lips service saja,” ujar Indra.

Sebagai informasi, Indra mengawali karir di Bandara Temindung Samarinda sebagai staf. “Setelah 15 tahun saya dipindah ke Bandara Kelas I, yaitu Bandara Djalaluddin Gorontalo selama 2 tahun sebagi kepala sub bagian tata usaha,” kata dia.

Pada 2016, Indra mendapat kepercayaan menjadi Kepala Bandara Naha Tahuna selama 2 tahun, dilanjutkan pindah tugas ke Bandara Namrole Maluku selama 1 tahun dan Bandara Lagaligo di Sulawesi Selatan selama 6 bulan.

“Selanjutnya saya dipindah menjadi Kepala Seksi di Bandara Haji Hasan Sampit selama 3 bulan. Dan saat ini Indra kembali dipercaya sebagai Kepala Bandara Melalan sejak Desember 2020. Ini menjadi bandara ke-empat yang saya pimpin dan bandara ke tujuh tempat saya bertugas,” jelas Indra.

Indra mengatakan, setiap bandara memiliki tantangan dan keunggulan masing-masing tetapi saya selalu melihatnya dari sisi positif, seperti ketika bertugas di Bandara Naha Tahuna yang memiliki beberapa keterbatasan, terisolir, tetapi tetap menikmatinya. “Kekurangan dari sisi peralatan, dan SDM, jangan dijadikan alasan memberikan pelayanan tidak maksimal,” tegas Indra.

Menurut dia, kerja tim dan loyal kepada pimpinan menjadi modal utama dalam mendukung keberhasil. “Di sisi lain, membangun komunikasi yang baik dengan semua pihak akan mempermudah pekerjaan. Seperti melakukan komunikasi dengan maskapai terus kami lakukan dengan baik. Kami tidak akan mempersulit operator maskapai. Apabila mereka minta slot time pagi hari maka sore hari mereka sudah mendapakan slot time,” pungkas Indra. (***)

Bagikan

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.