
Banyuwangi, Halo Indonesia – Menko Maritim Luhut B. Pandjaitan mengatakan generasi muda dan masyarakat untuk menciptakan dan memanfaatkan teknologi seperti perusahaan rintisan (start up) dan aplikasi.
“Anak-anak muda ini saya dorong untuk membuat start up dan aplikasi sehingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Kami, pemerintah akan menyiapkan infrastrukturnya. Saya yakin usaha ini bisa menjadi besar tetapi kita harus tetap menjaga bisnis ini, jangan nantinya hanya menjadi pelengkap penderita,” ujar Menko Luhut saat bertemu dengan pendiri dan CEO Warung Pintar, Agung Bezharie dan Harya Putra dalam kunjungannya ke Banyuwangi, Jumat (29/3).
Aplikasi yang menggarap teknologi di sektor ritel ini telah beroperasi di Banyuwangi sejak akhir tahun lalu. Warung Pintar mendigitalisasi warung-warung kecil ditingkatkan kualitasnya sedemikian rupa agar berdaya saing saat harus berhadapan dengan ritel-ritel modern.
Menurut Agung lebih dari 46 persen mitra nya adalah perempuan atau ibu-ibu yang menjalankan warung sebagai sambilan tetapi bisa memberi penghasilan.
Pemanfaatan teknologi juga disampaikan Menko Luhut saat melakukan temu wicara dengan nelayan dan tokoh masyarakat di Pelabuhan Muncar, Banyuwangi.
“Teknlogi harus dimanfaatkan seperti Warung Pintar itu, tadi saya diberi penjelasan bahwa warung pintar ini juga bisa model untuk Bapak Ibu berbisnis. Di Jakarta, muslimah majlis taklim di Fatayat itu juga mengorganisir hal ini dan sudah berjalan,” jelas Menko Luhut.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan aplikasi ini juga diharapkan dapat memasarkan produk-produk lokal Banyuwangi ke luar wilayah tersebut.
Pada kesempatan tersebut, Menko Luhut mencontohkan teknologi aplikasi yang bisa membantu para nelayan dalam mencari ikan dan memasarkan tangkapan mereka dengan menggandeng mitra perbankan dan logistik, yaitu Aruna. Aruna menurut Menko Luhut mulai tumbuh menjadi besar.
“Pada tahun 2015 valuasinya itu belum besar, sekarang dia sudah bicara USD 5 juta, tapi setelah dipaparkan semuanya ternyata bisa jutaan dolar,” kata Menko Luhut.
Kepada para nelayan Menko Luhut menjelaskan pemerintah akan membantu semaksimal mungkin untuk memajukan teknologi aplikasi ini, seperti dengan Aruna ini, ternyata hambatan mereka adalah proses distribusi ikan-ikan tersebut, lalu masalah ini bisa dipecahkan dengan bantuan pemerintah.
Pada kesempatan tersebut Menko Luhut mendapat laporan dari Bupati Anas tentang rencana dibukanya pabrik kereta api terbesar di Banyuwangi dengan investasi dari Swiss dan Jerman yang diharapkan dapat menyerap ribuan tenaga kerja. “Untuk menyiapkan tenaga kerjanya kami akan segera membangun sekolah kejuruan khusus kereta api dan perguruan tingginya. Dengan begitu kami masyarakat Banyuwangi dan anak-anak para nelayan ini juga bisa bekerja di pabrik tersebut, bukan hanya menjadi penonton,” kata Bupati Anas.
Menko Luhut mengatakan nantinya diharapkan produk kereta api tersebut akan diekspor ke negara-negara seperti Filipina, Malaysia, Afghanistan, Pakistan dan Afrika.
Menko Luhut berpesan kepada para nelayan untuk menjaga kebersihan laut dengan tidak membuang sampah apalagi sampah plastik ke laut, ia juga mengingatkan nelayan perlunya mengambil waktu untuk istirahat melaut sehingga tidak terjadi penangkapan ikan yang berlebihan.
“Istirahat melaut, agar ada waktu bagi ikan untuk berkembang, pemerintah sedang menyiapkan peraturannya. Lalu aturan untuk penangkaran ikan, juga sedang dibuat sehingga Indonesia sebagai negara kepulauan ini bisa di manage dan bisa mensejahterakan masyarakatnya,” jelas Menko Luhut. Menko Luhut juga berdialog dan menerima beberapa pertanyaan dari para nelayan.
Pembangunan karakter
Dari Banyuwangi Menko Luhut melanjutkan kunjungan di Jawa Timur nya ke Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo,
Menko Luhut diterima pimpinan pondok Hj. Djuwairiyah Fawaid beserta jajarannya.
Di sini Menko Luhut memberikan kuliah umum kepada para mahasiswa. Menko Luhut menjelaskan tentang pembangunan yang sedang dilakukan oleh pemerintah dan dampaknya bagi peningkatan kesejahteraan dan perekonomian masyarakat.
“Proses pengambilan keputusan di pemerintahan ini sangat cepat, tidak heran infrastruktur tumbuh cepat. Sebenarnya bukan hanya infrastruktur yang dibangun, pemerintah juga menciptakan program dana desa, hingga kini ada 74, 195 desa mendapat 1 milyar, ada yang kurang dikit ada yang lebih, program ini tujuannya untuk membuat ekonomi di pedesaan berjalan,” kata Menko Luhut kepada para santri.
Ia menjelaskan bahwa badan-badan perekonomian dunia meramalkan Indonesia bakal masuk menjadi lima besar kekuatan ekonomi dunia. Karenanya Menko Luhut meminta para santri untuk mempersiapkan diri.
“Kalian adalah penentu masa depan, jangan sampai kalian akan gagal, jangan pesimis. Saat ini pemerintah menyediakan kartu Indonesia pintar, kalau kamu pintar kamu bisa kuliah di dalam maupun di luar negeri. Kalian harus jadi orang yang berani agar sukses dan yang penting berkarakter,” ujar Menko Luhut.
Melanjutkan perjalanannya, Menko Luhut melakukan temu muka dengan nelayan dan tokoh masyarakat di Probolinggo. Menko Luhut mengimbau nelayan untuk menjaga lingkungan.
“Kita semua harus memelihara lingkungan jangan buang sampah seenaknya dan jangan over fishing sehingga ikannya habis. Nanti zona fishingnya kita atur, Semua sedang kita proses dan sedang kita lihat antaranya masalah cantrang , masalah GT dan semua kita akan selesaikan saya harapkan akan selesai secepatnya,” ujar Menko Luhut.
Kemudian kepada Ibu-ibu yang juga hadir ia meminta mereka lebih berperan dalam kehidupan keluarga terutama membangun generasi muda terbaik
“Maka tu saya titip disi ni kita harus berikan contoh untuk anak-anak kita, jangan kita suka bicara fitnah dan bohong. Menyebarkan hoaks itu dilarang oleh agama apapun pasti melarang,” kata Menko Luhut.
Paris Agreement
Malam harinya, Menko Luhut memberikan arahan mengenai pembangunan Indonesia dan Pembangunan Sektor Maritim kepada kalangan usaha di Surabaya. Dalam kesempatan tersebut Menko Luhut menjawab pertanyaan media soal ancaman Indonesia untuk keluar dari Paris Agreement.
“Saat ini kami mempertimbangkan setiap opsi untuk menjawab tindakan tindakan dari Uni Eropa, sampai kepada opsi yang paling jelek yaitu keluar dari Paris Agreement. Ini salah satu upaya kami membela petani sawit,” jawabnya.
Ia mengatakan perusakan lingkungan yang dipersoalkan Uni Eropa tersebut tidak terlalu beralasan.
“Tidak merusak lingkungan karena kalau kita kelola dengan benar, tidak merusak lingkungan. siapa bilang, hasil penelitian Stanford University bilang lebih merusak soya bean dibanding palm oil. jadi jangan salah,” jelasnya.
Ia mengatakan Indonesia tahu apa yang terbaik untuk Indonesia.
“Masak orang Eropa lebih tahu lingkungan kita. Kami memikirkan apa yang terbaik untuk kami,” jawabnya.
Ketika ditanya komentarnya saat disamakan dengan Donald Trump “Saya Luhut Pandjaitan bukan Trump,” jawabnya.
Paris Agreement adalah kesepakatan berbagai pihak yang tergabung dalam Konvensi PBB dalam hal perubahan iklim. Fokus kesepakatan ini adalah upaya bersama untuk mengatasi perubahan iklim yang jika terjadi di satu wilayah negara akan memberikan dampak langsung maupun tidak langsung pada negara lain.
Indonesia mengancam akan memboikot produk-produk Uni Eropa jika Parlemen Eropa menyetujui rancangan kebijakan bertajuk Delegated Regulation Supplementing Directive of The EU Renewable Energy Directive II (RED II) yang diajukan oleh Komisi Eropa pada 13 Maret 2019 lalu.(Maritim)