Beranda Frame Menpar: Perguruan Tinggi Pariwisata Harus Berstandar Global

Menpar: Perguruan Tinggi Pariwisata Harus Berstandar Global

BERBAGI

Lombok, Halo Indonesia — Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya meminta perguruan tinggi pariwisara yang berada di bawah Kementerian Pariwisata untuk memiliki kurikulum berstandar global dengan membuka kelas internasional. Peningkatan standar kurikulum pendidikan ini dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas SDM pariwisata. 

Menpar Arief Yahya saat meresmikan gedung rektorat Politeknik Pariwisata Negeri Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Kamis (21/2/2019), mengatakan bahwa  akan ada dua sekolah pariwisata di bawah Kemenpar yang membuka kelas internasional tahun ini. “Mulai Maret nanti, STP Bandung dan Bali akan membuka kelas internasional. Kelas ini bekerja sama dengan Victoria University di Australia. Saya minta tahun depan Poltekpar Lombok juga bisa membuka kelas internasional,” ujar Menpar. 

Pentingnya transformasi kualitas SDM ini, menurut Menpar pernah dibahas bersama Presiden. “Dalam diskusi bersama Presiden, saya sempat ditanya bagaimana membangun kualitas SDM. Saat itu saya usulkan, kita bisa ‘benchmark’ ke negara-negara yang sukses SDM-nya seperti China, Singapura, dan Malaysia. Cara lain untuk meningkatkan kualitas SDM adalah mendatangkan tenaga-tenaga pengajar asing. Saya yakin bila orang terbaik didatangkan ke Indonesia, ini bisa meningkatkan mutu SDM. Cara yang paling efektif saat ini adalah dengan membuka kelas internasional di sekolah pariwisata,” ujar Menpar.

Selain membuka kelas internasional, Menpar menekankan pentingnya Perguruan Tinggi Negeri Pariwisata di bawah Kementerian Pariwisata untuk menerapkan 3C (Curriculum, Certification, Center of Excellence). 

“Untuk curriculum harus berbasis standar dunia. Certification, mewajibkan semua lulusan sekolah di bawah Kemenpar, dosen, serta perguruan tingginya harus terstandarisasi dengan standar ASEAN. Sementara itu, center of excellence, mewajibkan setiap orang memiliki keahlian khusus untuk masuk ke dalam industri pariwisata. Maka dari itu, saya minta setiap sekolah pariwisata memiliki spesialisasinya masing-masing misal Bandung untuk kuliner, Bali untuk budaya, dan Lombok terkait wisata halal,” ujar Menpar. 

Sebagai komitmen untuk mendukung upaya peningkatan kualitas SDM pariwisata di Lombok, Kemenpar menganggarkan dana yang cukup besar. “Tahun 2019, Kemenpar menyediakan anggaran Rp 227 miliar untuk Poltekpar Lombok. Tahun ini, kami berencana melakukan pembangunan dapur praktik, restoran praktik, dan hotel praktik dengan 60 kamar berstandar bintang 4,” ujar Direktur Utama Politeknik Pariwisata Lombok Hamsu Hanafi. 

Gubernur NTB, Zulkieflimansyah berharap melalui peresmian Poltekpar Lombok, generasi muda di wilayahnya tidak hanya menjadi penonton bagi berkembangnya pariwisata di Nusa Tenggara Barat. “Poltekpar penting karena merupakan terobosan pemerintah dalam menghadirkan ‘world class tourism polytechnic’. Bila Menpar memprediksi dengan diselenggarakan MotoGP akan mendatangkan 100.000 wisman dan mulai banyak didirikan hotel-hotel baru, maka saya mau anak-anak NTB tidak hanya jadi penonton tapi juga aktor,” ujar Zulkieflimansyah.

Jumlah mahasiswa Poltekpar Lombok selama tiga tahun terakhir sebanyak 809 mahasiswa. Pada 2016, Poltekpar Lombok menerima sebanyak 120 mahasiswa, kemudian pada 2017 jumlah mahasiswa yang diterima sebanyak 380 mahasiswa, dan pada 2018 sebanyak 343 mahasiswa. “Rencananya pada 2019 ini, kami akan menerima sebanyak 340-an mahasiswa baru, sama seperti target tahun lalu,” ujar Hamsu Hanafi.

Bagikan

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses