Atambua, Halo Indonesia — Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya melanjutkan hari kedua kunjungan kerjanya di Atambua, Nusa Tenggara Timur (NTT), dengan meninjau persiapan perhelatan acara “Festival Fulan Fehan” yang berlangsung di Puncak Fulan Fehan, Belu, NTT, Jumat (05/10). “Festival Fulan Fehan” yang akan menyajikan Tari Likuray yang dibawakan lebih dari 1.500 penari ini merupakan salah satu acara yang masuk dalam Calender of Event (CoE) Nasional guna mencapai tingkat kunjungan 17 juta wisatawan mancanegara (wisman) di 2018 dan 20 juta wisman di 2019.
Tarian Likurai adalah sebuah tarian perang khas dari masyarakat Pulau Timor, khususnya di Kabupaten Belu yang menceritakan perjuangan masyarakat setempat mengusir penjajah saat zaman perjuangan. Bukit Fulan Fehan yang memiliki ketinggian 800 meter di atas permukaan laut menjadi daya tarik tersendiri dalam festival yang acara puncaknya akan berlangsung pada Sabtu (06/10) esok. Fulan Fehan merupakan lembah di kaki Gunung Lakaan yang menyuguhkan panorama sabana hijau nan luas.
Dalam kesempatan itu Menpar Arief Yahya melihat keindahan Bukit Fulan Fehan yang diisi koreografi indah ribuan penari yang menyajikan gerakan dan formasi memukau. Bahkan Menpar Arief Yahya berkesempatan ikut menari bersama ribuan penari di bukti Fulan Fehan.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menyambut baik penyelenggaraan Festival Fulan Fehan yang memiliki daya tarik tinggi bagi wisatawan, khususnya pariwisata perbatasan (Crossborder Tourism) yang terus dikembangkan Kementerian Pariwisata di Atambua, NTT.
“Kita harapkan tentunya atraksi seperti ini bisa diadakan rutin setiap tahunnya. Acara ini dapat terus dipertahankan dan ditetapkan tanggalnya setiap tahun, sehingga wisatawan terutama wisatawan mancanegara bisa datang ke Belu pada tanggal yang ditetapkan,” ujar Menpar Arief Yahya.
Menpar menjelaskan, keterlibatan koregorafer berskala internasional Eko Nugroho (Eko Pece), yang sebelumnya sukses merangkai koreografi di pembukaan Asian Games 2018, sebagai langkah yang tepat. Sehingga ke depannya festival yang diinisiasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ini bisa melibatkan lebih banyak lagi profesional lainnya sehingga membuat Festival Fulan Fehan benar-benar sebagai atraksi wisata kelas dunia. “Ke depannya harus lebih bagus lagi, Kemenpar akan mendukung keterlibatan profesional lainnya,” ujar Menpar Arief Yahya.
Dengan daya tarik yang tinggi dari Bukit Fulan Fehan, Menpar Arief Yahya mendorong agar atraksi lainnya dapat digelar di tempat ini. Menpar juga mengingatkan agar kemasan penyelenggaraan acara dapat disajikan dengan story telling yang baik sehingga wisatawan dapat maksimal menikmati suguhan yang disajikan.
“Kuncinya adalah seni-budaya, musik dan kuliner ini untuk menggaet pasar negara tetangga. Apalagi warga Timor Leste bisa masuk ke Indonesia dengan menggunakan fasilitas bebas visa kunjungan (BVK) sehingga warga Timor Leste bisa menggunakan uangnya di Indonesia,” kata Menpar Arief Yahya.
Dengan acara yang rutin pula juga akan memberi dampak pada banyak hal lainnya. Salah satunya infrastruktur yang baik sehingga akses menuju Fulan Fehan dapat semakin baik. “Kalau festival ini dijalankan terus dan kemudian bisa mengundang Presiden, pasti dijamin bisa memberi dampak pada infrastruktur. Ini adalah tips dan trik yang bisa dilakukan. Ketika atraksinya sudah nasional maka seharusnya aksesibilitas termasuk transportasi memang harus diperbaiki. Saat ini menteri sudah datang, nanti akan kami sampaikan juga kepada yang berwenang,” kata Menpar Arief Yahya.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTT Marius Jelau menambahkan, Pemerintah Provinsi NTT ke depannya akan meningkatkan kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Belu untuk memperbanyak kegiatan di daerah perbatasan, termasuk kegiatan di Bukit Fulan Fehan.
“Tidak hanya event budaya tapi juga orkestra modern kita lihat bisa juga dilaksanakan di Bukit Fulan Fehan. Banyak sekali yang bisa dibuat masyarakat dalam rangka mengembangkan Atambua sebagai destinasi wisata di perbatasan,” ujar Marius Jelau.