
Jakarta, Haloindonesia.co.id – Para diaspora Indonesia yang bekerja di Silicon Valley memberi sambutan hangat kepada Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB), Abdullah Azwar Anas.
Dari pusat teknologi di Teluk San Francisco tersebut, Menteri Anas berdiskusi tentang upaya pemerintah Indonesia dalam memasuki era transformasi digital dengan menerapkan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) dan mendirikan Government Technology (GovTech) Indonesia (INA Digital).
“Mereka anak-anak hebat Indonesia. Saya bercerita kepada mereka bahwa Bapak Presiden baru saja meluncurkan GovTech Indonesia,” ujar Menteri Anas, saat berbincang dengan diaspora Indonesia di area Silicon Valley, San Francisco, dilansir Jum’at (31/5/2024).
Implementasi SPBE di Indonesia telah dipercepat dan mengikuti praktik terbaik global. Salah satu faktor percepatan tersebut adalah berkat langkah-langkah strategis yang telah diambil, termasuk pembentukan INA Digital sebagai koordinator ekosistem layanan digital pemerintah Indonesia oleh Presiden dalam waktu belakangan di Istana Negara.
INA Digital, yang merupakan wujud dari GovTech Indonesia, bertanggung jawab atas penyelenggaraan ekosistem digital pemerintah Indonesia yang terpadu. Tugasnya adalah memastikan penyelarasan aplikasi dan integrasi SPBE untuk meningkatkan kualitas, kepercayaan, dan efisiensi layanan publik.
Di Silicon Valley, Menteri Anas belajar ilmu yang nantinya bisa diterapkan dalam ekosistem digital Indonesia. INA Digital menjadi gerbang baru bagi pemerintah Indonesia untuk penerapan teknologi di sektor pemerintahan dan pelayanan publik.
“Mudah-mudahan dengan GovTech ini kedepannya Indonesia lebh terintegrasi sistem layanan publiknya,” imbuh Anas.
Menurut Menteri Anas, sekitar 60 orang warga Indonesia bekerja di kantor Google, termasuk Alif Raditya, seorang insinyur perangkat lunak di tim Google Web Crawler. Alif menjelaskan bahwa budaya kerja di Google didasarkan pada kolaborasi, dengan kebebasan untuk mengeksplorasi hal-hal baru di luar tugas pokok mereka.
“Kami sering kolaborasi dengan tim artificial intelligent (AI), dan ada kebebasan untuk mencoba produk lain yang tidak berhubungan dengan tugas utama,” ungkap Alif.
Menteri Anas mengapresiasi pemuda Indonesia yang bekerja di pusat inovasi teknologi berkelas dunia itu. Area ini adalah lokasi lahirnya Perusahaan raksasa seperti Google, Apple, Meta, hingga Tesla, perusahaan otomotif milik Elon Musk. Ia berharap kemampuan mereka di Silicon Valley bisa ‘ditularkan’ ke Tanah Air.
“Banyak anak-anak hebat dari Indonesia yang punya peran tidak kecil di perkembangan Google, semoga ilmu mereka nantinya dapat berguna pula bagi transformasi digital di Indonesia,” tutur Anas.
(HES)