
Jakarta, Halo Indonesia (30 Agustus 2018) – Memiliki keturunan tentu menjadi impian semua pasangan suami-istri. Namun kurangnya informasi di masyarakat dan juga mitos yang beredar mengenai terapi kesuburan sering menjadi hambatan bagi para pasangan untuk mendapatkan pengobatan yang tepat. Merck sebagai perusahaan sains dan teknologi bersama dengan Perhimpunan Fertilisasi In Vitro di Indonesia (PERFITRI) menyelenggarakan kegiatan edukasi media dengan tema “Memahami Proses Bayi Tabung Sebagai Pilihan Terapi Masalah Kesuburan” untuk membantu para pasangan memenuhi impiannya memiliki keturunan.
Berdasarkan hasil data SDKI 2012, Angka Fertilitas Total (Total Fertility Rate / TFR) di Indonesia menunjukkan bahwa fertilitas di daerah perkotaan sedikit lebih rendah dibandingkan dengan daerah perdesaan, yaitu masing-masing 2,4 dan 2,8 anak.[2] Perkiraan terbaru bahkan menempatkan tingkat infertilitas di Indonesia pada angka 12% – 22% dari total populasi usia reproduksi. Sedangkan tingkat infertilitas wanita di Indonesia mencapai 15%, atau setidaknya ada 6 juta wanita Indonesia yang mengalami ketidaksuburan atau didapati memiliki masalah reproduksi.[3]
Dr. Ivan Sini, GDRM, MMIS, FRANZCOG, SpOG. yang menjabat sebagai Sekretaris Jenderal PERFITRI menjelaskan, “infertilitas adalah sebuah permasalahan sistem reproduksi yang digambarkan dengan kegagalan untuk memperoleh kehamilan setelah 12 bulan atau lebih melakukan hubungan seksual minimal 2-3 kali seminggu secara teratur tanpa menggunakan alat kontrasepsi”, kata dr. Ivan.
Banyak yang beranggapan bahwa kegagalan mendapatkan keturunan disebabkan oleh wanita yang tidak subur. Padalah keberhasilan mendapatkan anak dipengaruhi oleh kedua belah pihak. “Pada wanita, penyebabnya dapat berupa gangguan ovulasi, endometriosis, perlekatan organ panggul dan sumbatan pada saluran telur. Sedangkan pada laki-laki, masalah yang mempengaruhi bisa dari kualitas dan kuantitas spermanya sangat rendah, merokok, olahraga yang salah dan stress”, tambah Dr. Ivan.
Salah satu terapi kesuburan yang telah terbukti dan teruji selama lebih dari 40 tahun adalah proses In Vitro Fertilization (IVF) yang juga dikenal dengan program bayi tabung. Louis Brown, bayi lahir hidup pertama melalui teknologi IVF di dunia, adalah salah satu contoh keberhasilan program bayi tabung. Louis menjadi bukti efikasi dan keamanan teknologi IVF dari masa ke masa. Kelahiran dari proses bayi tabung memiliki tingkat kesehatan sama baiknya dengan bayi yang lahir melalui proses pembuahan normal dan alami.
Teknologi IVF saat ini telah berkembang pesat dan Indonesia diakui di dunia sebagai salah satu kontributor yang penting tidak hanya dari jumlah populasi tetapi dari sisi ilmiah dan teknologi. Masih banyaknya pasien yang keluar negeri adalah pekerjaan rumah yang perlu dilakukan bersama untuk meyakinkan bahwa standar layanan di Indonesia cukup tinggi dengan pengawasan yang ketat dari pemerintah dan PERFITRI/POGI.
Prof. Dr. dr. Budi Wiweko, SpOG(K), MPH, selaku Presiden PERFITRI mengatakan, “Di Indonesia, program IVF telah ada sejak tahun 1988 dan telah teruji keberhasilan dan keamanannya. Bahkan, Berdasarkan data dari PERFITRI REGISTRY 2017, program IVF memiliki tingkat keberhasilan yang mencapai 29%. Hal ini setara dengan data Internasional dimana rata-rata keberhasilan pregnancy ratesebesar 25-30%. “
Salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam keberhasilan program IVF adalah faktor usia. “Semakin dini proses bayi tabung dilakukan maka probabilitas memiliki keturunan akan semakin besar. Tingkat keberhasilan program bayi tabung dapat mencapai hingga 40% apabila dilakukan di bawah usia 35 tahun, wanita yang lebih muda biasanya memiliki telur yang lebih sehat dan tingkat keberhasilan yang lebih tinggi dan akan semakin rentan di atas usia tersebut”, tambah Prof Budi.
Salah satu hambatan bagi pasien dengan masalah kesuburan adalah karena kurangnya sistem rujukan yang mapan serta jumlah dan lokasi klinik.[4] Padahal saat ini tercatat ada 32 klinik fertilitas yang menawarkan terapi kesuburan melalui teknologi IVF, dan tersebar di beberapa kota besar di Indonesia seperti: Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang, Yogyakarta, Magelang, Surakarta, Denpasar, Medan, Pekanbaru, Padang, Makassar, dan Pontianak. Semua layanan ini berada dalam pengawasan Kementerian Kesehatan dan PERFITRI dalam kepatuhan terhadap standar kerja.
Dampak dari tingginya jumlah pasien yang berobat keluar negeri mengakibatkan besarnya uang yang keluar dari Indonesia untuk mengobati masalah kesuburan. Hal ini perlu disadari oleh pemerintah, masyarakat dan juga para ahli untuk bersama-sama memperbaiki kepercayaan publik terhadap layanan kesehatan lokal. Hal yang perlu mendapat perhatian adalah bagaimana regulasi yang telah dikeluarkan Kementerian Kesehatan melalui Peraturan Pemerintah nomor 61 tahun 2014 tentang Kesehatan Reproduksi dan Peraturan Menteri Kesehatan nomor 43 tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Teknologi Reproduksi Berbantu, dapat membantu perkembangan IVF di Indonesia dengan mempertimbangkan aspek etis, moral dan agama.
Dalam kesempatan yang sama, Evie Yulin selaku Biopharma Director Merck Indonesia mengatakan, ”Merck sebagai salah satu pemimpin pasar global untuk terapi kesuburan, memiliki komitmen untuk dapat membantu mewujudkan impian setiap pasangan memiliki keturunan. Diperkirakan hingga saat ini Merck telah berhasil membantu kelahiran 2,5 juta bayi di dunia melalui program bayi tabung/IVF.. Melihat kondisi kurangnya pemahaman masyarakat terkait proses dan program IVF, kami bekerja sama dengan PERFITRI untuk mensosialisasikan solusi infertilitas dan program bayi tabung di Indonesia”.
Untuk menjangkau lebih banyak pasangan di Indonesia, komitmen Merck tentunya tidak berhenti di sini. Merck bersama dengan PERFITRI telah menyiapkan satu situs yang dapat diakses oleh masyarakat dan berisi informasi lengkap tentang infertilitas, dan langkah apa yang sebaiknya dilakukan untuk mendapatkan anak, situs tersebut dapat diakses di www. maupunyaanak.com.
Merck juga terus berinovasi meningkatkan teknologi untuk membuat perawatan menjadi lebih mudah, lebih aman, dan lebih nyaman dan yang paling penting, mampu membantu pasangan mewujudkan impian mereka memiliki bayi dan memastikan masa depan masyarakat.