Kab. Intan Jaya, Haloindonesia.co.id – Letak geografis Kabupaten Intan Jaya berada di pegunungan tengah Papua. Letak tersebut membuat karakteristik wilayah Kabupaten Intan Jaya didominasi oleh wilayah dataran tinggi. Wilayah dataran tinggi dapat dijumpai di seluruh distrik di Kabupaten Intan Jaya, sementara wilayah dataran rendah terdapat di Distrik Tomosiga, dan sebagian kecil di Distrik Mbiandoga dan Agisiga.
Dengan kondisi topografi Intan Jaya tersebut, maka transportasi udara memegang peranan penting dalam mobilisasi orang dan barang. Kehadiran Bandara Bilorai pun bukan sekadar sebagai pintu gerbang melainkan juga memperlancar konektivitas dari dan ke Bilorai. Bandara Kelas III ini juga dikenal memiliki medan yang cukup ekstrem sebab memiliki tebing curam dan gunung menjulang dengan ketinggian 6966 dari permukaan laut.
Walaupun dengan beragam tantangan yang berkaitan dengan kondisi geografis, belum lagi ditambah dengan beberapa keterbatasan dan tantangan dalam mewujudkan keamanan, tidak menjadi alasan bagi Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Bilorai memberikan pelayanan maksimal. Kepala Bandara Bilorai, Mustari Jamal, memaparkan bahwa jalur udara menjadi satu-satunya akses perjalanan masyarakat menuju daerah seperti Nabira dan Timika.
“Masyarakat sangat mengandalkan angkutan udara dalam mobilitas kesehariannya. Oleh sebab itu dengan layanan penerbangan perintis, kami berupaya terus bersinergi dengan pemerintah daerah, pihak Polres, Polsek dan Koramil untuk mewujudkan jasa transportasi yang aman, nyaman dan kondusif.Prioritas kami adalah memenuhi harapan kemudahan bertransporasi serta kebutuhan masyarakat Intan Jaya” ujar Mustari saat ditemui Redaksi Halo Indonesia awal Februari 2020 di kantornya.
Komunikasi dan koordinasi secara intens dijalin oleh jajaran pihak bandara dengan Pemerintah Kabupaten Intan Jaya terkait operasional bandara. Hal ini terbukti dengan layanan operasional bandara yang tetap berjalan dengan baik setiap harinya (Senin-Sabtu, Minggu libur).
Bandara Bilorai kini melayani dua rute yang sudah cukup rutin yakni Bilorai-Nabire-Bilorai dan Bilorai-Timika-Bilorai. Penerbangan yang dilayani adalah subsidi perintis dan komersial. Sebelumnya, jumlah penerbangan Nabira-Bilorai-Nabire, maksimal hanya dua penerbangan dalam sepekan. Kini bisa mencapai tiga hingga empat penerbangan. Begitu juga dengan rute dari dan ke Timika. Terjadi peningkatan yang signifikan terkait pemenuhan kebutuhan jasa transportasi udara untuk mendukung mobilitas dan kegiatan perekonomian masyarakat di Bilorai.
”Memang sempat mengalami sedikit kendala karena pandemi, yang menyebabkan penurunan flight layanan dari Timika-Bilorai, namun saat ini sudah kembali normal. Dalam layanan penerbangan, kami secara disiplin dan ketat mengacu pada protokol kesehatan,”ujarnya.
“Hingga saat ini kami pastikan penerbangan normal, aman dan lancar. Ke depannya kami berharap segera terealisasi tambahan fasilitas terutama dari sisi darat, seperti keberadaan terminal penumpang yang memang belum usulan. Maka, kami mengusulkan pengajuan kepada Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub pada 2020 untuk pembangunan terminal, yang selanjutnya diwujudkan dalam dua tahun anggaran (2020 dan 2021),”lanjut Mustari. Pegerjaan pembangunan telah dilaksanakan dan berlanjut hingga sekarang. Termasuk pembangunan area sisi udara, yakni telah pembenahan apron dan pagar sepanjang 1.100 meter.
Mengoptimalkan layanan dan pengamanan terhadap penumpang, Mustari memaparkan bahwa pihaknya bekerja sama dengan Polres Intan Jaya, Polsek, dan Koramil. Dimulai dari jam operasional bandara mulai 06.30 WIT hingga kegiatan operasional berakhir. “Kami juga sangat bersyukur bisa berkoordinasi dengan baik bersama tokoh adat, tokoh agama, tokoh pemuda, kepala suku, yang selama ini sangat mendukung kegiatan operasional penerbangan demi terciptanya kondisi yang kondusif, aman. Sampai saat ini tidak ada kendala menyangkut operasional,”tegas Mustari.
Bandara Bilorai
- Kode ICAO: WABY
- Kode IATA : UGU
- Kategori bandara : Domestik
- Kelas bandara : Kelas III
- Pengelola bandara : UPT Ditjen Hubud
Fasilitas sisi udara
- Runway (-) : 750 m x 18 m(13500 m2)
- Taxiway (-) : 0 m x 0 m(0 m2)
- Apron (-) : 25 m x 100 m(2500 m2)
- Jenis pesawat : Twin Otter
Komitmen Pembangunan di Tengah Keterbatasan
Keterbatasan sarana dan prasarana penerbangan di Bilorai tak menyurutkan tingginya permintaan jasa angkutan udara. Sangat dibutuhkan peningkatan fasilitas sisi darat dan udara. Apalagi mengingat pergerakan pesawat cukup tinggi. Setiap hari ada 20-30 pergerakan pesawat. Walaupun demikian, kondisi tersebut tak menyurutkan semangat Mustari dan jajaran UPBU Bilorai mewujudkan pelayanan penerbangan yang mengutamakan keselamatan , kenyamanan dan keamanan penerbangan.
“Kami ingin memaksimalkan layanan jasa transportasi untuk masyarakat intan Jaya. Ditjen Hubud Kemenhub pun memberi perhatian khusus dengan merestui pembangunan terminal penumpang, tempat parkir serta pagar pengamanan bandara. Tujuannya tak lain untuk memastikan arus transportasi dapat ditingkatkan,” kata Mustari.
Pembangunan tiga sarana tersebut berjalan baik, aman dan lancar. Sesuai dengan proyeksi pembangunan yang dianggarkan dalam dua tahun anggaran, progress kinerjanya telah terserap 98% dari ketiga item pembangunan tersebut. Finalisasi targetpenyelesaiannya adalah Juni 2021.
Di sisi lain, koordinasi dengan seluruh pihak maskapai juga terjalin baik. Baik dengan operator maskapai subsidi perintis maupun komersial. Selaku regulator, UPBU Bilorai selalu mengomunikasikan secara intens terkait kondisi keamanan, pergerakan pesawat hingga kondisi cuaca. “ Sampai saat ini kami pastikan aman, normal dan lancar. Jikalaupun ada hal-hal yang menyangkut dengan keamanan, kami langsung menginformasikan kepada pihak maskapai secara cepat dan intens. Komunikasi dan koordinasi selalu berjalan baik,”tambah Mustari.