Beranda Airport Mimpi Besar Bandara Arung Palakka Layani Penerbangan Jarak Jauh

Mimpi Besar Bandara Arung Palakka Layani Penerbangan Jarak Jauh

BERBAGI
Mimpi Besar Bandara Arung Palakka Layani Penerbangan Jarak Jauh

Bone, Haloindonesia.co.id – Bandar Udara Arung Palakka dengan koordinat 4˚27’32,43”S/120˚18’24,98”E dan elevasi/temperatur 131 feet/32˚C yang memiliki kode WAWN (ICAO), merupakan bandar udara di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, Indonesia, letaknya di Desa Mappalo Ulaweng, Kecamatan Awangpone atau sekitar 12 km dari pusat kota Watampone, Ibu kota Kabupaten Bone. Kondisi Existing bandar udara ini memiliki landasan pacu 1.200m x 30m (displaced 60m runway TH 29) sehingga ukuran landas pacu yang dipublis dalam AIP Amdt 53 adalah 1140m x 30m, Apron 70m x 80m, taxiway 96,5m x 15m serta bangunan terminal seluas 600 meter persegi serta fasilitas PKP-PK kategori IV, yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Kantor UPBU Arung Palakka Bone, serta terdapat Kantor Cabang Pembantu Perum LPPNPI/AirNav di Bone, Sulawesi Selatan.

Pemerintah Kabupaten Bone dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) terus berupaya membangun konektivitas antar wilayah, diantaranya melakukan sinergi dan kolaborasi dengan pemerintah pusat, melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk menyelesaikan proyek pembangunan Bandara Arung Palakka Bone, di Kabupaten Bone.

Salah satu langkah, Pemerintah Kabupaten Bone telah membebaskan lahan seluas ± 43 hektar dan telah dihibahkan kepada Pemerintah melalui Kementeri Perhubungan (Kemenhub) dalam rangka pengembangan dan  pembangunan Bandara Arung Palakka Bone, Sulawesi Selatan.  Kemenhub akan berencana melakukan perpanjangan landas pacu di Bandara Arung Palakka, untuk meningkatkan pelayanan penerbangan.

Di sisi lain, pembangunan bandara yang menjadi kebanggaan masyarakat Bone mendapatkan dukungan dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dengan memberikan bantuan keuangan kepada Pemerintah Kabupaten Bone untuk pembangunan jalan akses dari dan menuju bandara, selain itu Pemerintah Provinsi akan melakukan pembangunan box culvert/Siphon yang melintas di bawah landasan ujung runway TH 11 (Sisi Barat). Pembangunan jalan akses menuju bandara dikerjakan dari tahun 2021 dan 2022 sedangkan untuk pembuatan box culvert/siphon  akan mulai dilaksanakan pada tahun 2022.

Sesuai Rencana Induk dan RTT Bandar Udara Arung Palakka Bone, maka pada Tahap I ditargetkan memiliki panjang landasan 1.400 meter dari panjang sebelumnya 1.200 meter. Sehingga Bandara Arung Palakka dapat melayani penerbangan dengan pesawat ATR 72 setelah perpanjangan runway ini.

Tidak Dilayani Angkutan Udara Perintis

Semuel Trindianus Duma, Kepala Unit Pengelola Bandar Udara (UPBU) Arung Palakka Bone, mengatakan, sejak pertengahan  tahun 2017 Bandar Udara Arung Palakka Bone tidak dilayani lagi dengan penyelenggaraan penerbangan perintis angkutan udara di Indonesia, pasalnya Kabupaten Bone tidak dapat dikategorikan dalam Kriteria dan Peyelenggaraan Kegiatan Angkutan Perintis yaitu mewujudkan angkutan perintis udara yang dapat menghubungkan daerah terpencil, daerah tertinggal, daerah yang belum terlayani oleh moda transportasi lain serta mendorong pertumbuhan dan pengembangan wilayah guna mewujudkan stabilitas, pertahanan dan keamanan negara (PM Perhubungan Nomor PM 9 tahun 2016). Sejak itu pengelola bandara melakukan kolaborasi dengan pemerintah daerah, khususnya dalam penyiapan lahan untuk pengembangan Bandara Arung Palakka. “Pemkab Bone telah menghibahkan lahan seluas ± 43 hektar kepada Ditjen Perhubungan Udara serta akan membangun jalan pengganti yang menjadi jalan keluar masuk warga di sekitar bandara (sisi utara bandara). Sedangkan Pemprov Sulawesi Selatan akan membangun jalan akses dari dan menuju bandara dan menyiapkan anggaran desain dan pembangunan saluran irigasi yang melintas di ujung runway TH 11,” kata dia.

“Selanjutnya Pemerintah Propinsi Sulawesi Selatan mempunyai program pada Semester II Tahun 2022 untuk memberikan subsidi penerbangan route Makassar – Bone – Kendari, pp menggunakan pesawat ATR 42 atau ATR 72 (terbatas), dengan skema block seat sehingga diperlukan pembenahan/perbaikan permukaan runway existing seperti yang saat ini sementara dilaksanakan, selain itu pada tahun 2023 akan dilaksanakan perpanjang landas pacu dari 1200m x 30m menjadi 1400m x 30m, “ kata Semuel, kepada Halo Indonesia, di Bone, Sulawesi Selatan, beberapa waktu lalu.

Saat ini, lanjut Semuel, mobilitas masyarakat dalam menggunakan layanan transportasi udara di Bandara Arung Palakka sangat potensial, mengingat potensi penduduk di Kabupaten Bone ± 900.000 jiwa, juga didukung oleh Hinterland-nya yaitu Kabupaten Soppeng, Kabupaten Wajo, Kabupaten Sinjai dan Kabupaten Sidenreng Rappang. Selain potensi penduduk tersebut juga mempunyai potensi pertanian dan perikanan yang dapat diperdagangkan antar pulau maupun ke manca negara. Harapan jangka pendek dan menegah Bandar Udara Arung Palakka Bone selain melayani rute penerbangan dari dan menuju Makassar, juga dapat melayani penerbangan dari dan menuju Sulawesi Tengah, Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan,” jelas dia.

Pembangunan Landas Pacu

Saat ini, menurut dia, bandara memiliki runway memiliki panjang 1.200 meter dan hanya dapat didarati ATR 42 dan ATR 72 (terbatas) dengan syarat mengurangi jumlah penumpang dan bagasi. “Saat ini kami tengah mempersiapkan pembangunan runway sesuai dengan standar ATR 72. Tahap pertama, kami akan melakukan perpanjang runway menjadi 1.400 meter sehingga mampu didarati ATR 72 untuk penerbangan jarak jauh,” jelas dia.

Pada tahun 2021 dan tahun 2022 (MYC), menurut dia, Bandara Arung Palakka menerima anggaran belanja modal untuk perbaikan permukaan landas pacu dengan hotmix. Selain itu  Tahun 2022 juga diberikan anggaran oleh Kemenhub untuk pekerjaan tanah persiapan perpanjangan runway, namun untuk perpanjangan runway akan dilakukan pada tahun 2023 sehingga dimensi runway menjadi 1.400m x 30m. Ke depan, kami membutuhkan dukungan dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, maskapai, dan stake holder penerbangan untuk melayani penerbangan jarak jauh dari dan menuju Bandara Arung Palakka,” jelas Semuel.

Sat ini terminal dan fasilitas lain di Bandara Arung Palakka Bone dirasakan sudah cukup. Sehingga pembangunan akses jalan masuk bandara, pengalihan jalan kabupaten dan pembuatan box culvert/siphon  untuk saluran irigasi yang melintas diujung runway 11 (arah Timur) dan perpanjangan landasan pacu yang harus diprioritaskan.

Target yang telah dicapai di 2021, Bandara Arung Palakka sudah melakukan perbaikan kerusakan ringan yang ada di terminal penumpang dan perimeter bandara sebagai upaya menjaga keamanan dan keselamatan penerbangan. “Di 2021, juga dilakukan perbaikan permukaan dengan overlay landas pacu dengan kontrak multi-years sehingga di targetkan selesai di 2022,” jelasnya.

Dari sisi keamanan, lanjut dia, kami mempersiapkan perimeter dan berkoordinasi dengan pihak Kepolisian dan TNI. “Bagi karyawan di bandara, kami menerapkan protokol kesehatan sesuai standar penanganan dan pencegahan Covid-19 yang berlaku di bandara dan menyiapkan obat-obatan dan vitamin untuk karyawan bandara, selain itu dalam rangka peningkatan kompetensi SDM maka Ditjen Perhubungan Udara dan Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah V Makassar melakukan pelatihan-pelatihan melalui zoom meeting,” ujar Semuel.

Dukungan Pemprov Sulsel dan Pemda Kabupaten Bone

Semuel melanjutkan, setelah perbaikan permukaan runway telah rampung di bulan April atau Mei diharapkan Pemerintah Provinsi merealisasikan rencana subsidi penerbangan/block seat dengan rute Makassar – Bone – Kendari dengan menggandeng atau bekerjasama dengan airlines dalam bentuk kontrak kerja.

“Kita fokus membangun konektivitas, kebetulan Sulawesi Selatan ini ada beberapa bandara sudah terbangun, termasuk Bandara Arung Palakka ini, Bandara Buntu Kunik Toraja, Bandara Bua Luwu, dan Bandara Selayar,” urainya.

Sedangkan untuk melayani pesawat Boeing 737 minimal 2.100 meter. Saat ini Pemkab Bone dan Pemerintah Propinsi Sulawesi Selatan akan memprogramkan tambahan pembebasan lahan sepanjang satu kilo meter dengan lebar 300 meter kearah runway TH 29 (arah Timur) dengan harapan Bandar Udara Arung Palakka Bone menjadi bandar udara alternatif pendaratan jika Bandara Sultan Hasanuddin Makassar (SHIAM) mengalami cuaca yang kurang baik, selain itu dapat juga dijadikan “Bandar Udara alternatif Pemberangkatan Haji”.

Untuk komunikasi dengan pihak maskapai, lanjut dia, Pemprov Sulsel telah berkomunikasi dengan pihak Citilink untuk melakukan block seat. “Namun, dari hasil diskusi pada Januari 2022 di Ruang Rapat Kantor Gubernur, dari pihak Citilink menyatakan masih kekurangan armada karena beberapa pesawat yang grounded sehingga rencana menggunakan Citilink kemungkinan batal, untuk itu Pemprov Sulsel akan berkomunikasi dengan pihak Lion Air dan pihak Indonesia Air (ATR 42),” ujar dia.

Ke depan, dia menambahkan, kami akan melakukan komunikasi lebih inten lagi dengan Pemda Kabupaten Bone dan Pemprov Sulsel untuk melakukan rencana block seat atau rencana subsidi yang dibiayai oleh pemerintah daerah di dalam menunjang pelayanan penerbangan di Bandara Arung Palakka Bone.

“Kami juga melakukan koordinasi dengan induk organisasi, yaitu Direktorat Jenderal Perhubungan Udara-Kemenhub. Apapun yang kami rencanakan dan lakukan akan dilaporkan ke pusat, salah satunya penganggaran perbaikan permukaan runway berasal dari APBN Ditjen Hubud – Kemenhub,” ucap Semuel.

Selanjutnya, pemprov Sulsel berkolaborasi dengan Kemenhub untuk memperpanjang runway. Perpanjangan runway sangat penting, dimana Kabupaten Bone merupakan daerah yang sangat potensial. “Ini salah satu penyangga untuk Sulawesi Selatan, sehingga kita butuh akses yang lebih cepat,” pungkas Semuel. (***)

Bagikan

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.