
Jakarta, Halo Indonesia ( 15 Februari 2018 ) – “Makhluk hidup mungkin memiliki usia, namun tidak untuk sebuah karya “
Makhluk hidup mungkin memiliki usia, namun tidak untuk sebuah karya seni. Meskipun Jiwaraga sudah tak ada dibumi, karya-karya seni hasil karya Almarhumah ibu Geneviève Couteau masih dapat dirasakan langsung. Setelah usai melakukan pameran di Galeri Nasional Jakarta 25 Januari – 14 Februari 2018 lalu,dengan bangga ARTOTEL Thamrin – Jakarta ditunjuk oleh Pusat Kebudayaan Perancis di indonesia, IFI (Institut Francais d’indonésie) menjadi tempat kedua diselenggarakannya pameran “The Orient & Beyond” karya mendiang Geneviève Couteau.
Genevieve Couteau adalah seniman legendaris, lahir di Paris pada tahun 1925. Pameran ini dikuratori oleh anak dari mendiang Geneviève Couteau sendiri, Bapak Jean Couteau. Beliau bekerja sama dengan IFI Jakarta untuk mendatangkan karya mendiang ibunya dari Prancis. Karya yang dipamerkan ini merupakan koleksi pribadi dari Jean Couteau yang mendapat mandat untuk menerima warisan karya selepas ibunya meninggal pada 2013.
Semasa Hidupnya, melukis menjadi media ekspresi favorit Geneviève Couteau. baik berupa sketsa, lukisan surealis-imajiner maupun potret hitam putih. Setiap karyanya mendeskripsikan budaya intelektual dan empati manusia dibandingkan dengan eksplorasi melukis sebuah bentuk. Beliau memakai teknik seni rupa modern tanpa menjadikan modernisme sebagai fokus dan tujuan seninya. Dalam setiap garis dan tarian warna, para penikmat lukisannya dapat menemukan emosi dan tema yang terbaca jelas didalamnya.
Selain itu, Geneviève Couteau juga memberikan perhatian khusus pada dua budaya yang paling khas yang berada di Asia, yaitu Laos dan Bali. la mengunjungi Laos atas undangan Pangeran Souvannah Phouma, perdana menteri Vietnam. Kemudian pada tahun 1975, Bali menjadi tempat persinggahan berikutnya bersama puteranya, Jean Couteau. Geneviève Couteau memberikan sudut pandang tentang perempuan pada alam saja, melainkan wajah-wajah perempuan Bali, persaudaraan antar manusia, dan semesta. Bali melambangkan idamannya akan harmoni sosial, Laos melambangkan spiritual guna mendekatkan diri dengan Yang Maha Kuasa.
Hotel Manager dari ARTOTEL Thamrin – Jakarta, Bapak Kusnadi mengatakan “Kami sangat menyambut baik kerjasama yang terjalin dengan IFI Jakarta untuk menyelenggarakan pameran ini karena memiliki kesamaan visi dan misi terus mendukung dunia seni dan kreatif. Kami berharap, melalui pameran solo dari Genevieve Couteau, para seniman muda dan penikmat seni di Indonesia, khususnya di Jakarta dapat terinspirasi dari karya-karya beliau.”
Pameran solo Geneviève Couteau dibuka untuk umum mulai dari tanggal 15 Februari – 15 Maret 2018 yang berlokasi di ARTSPACE, Lantai Mezanine ARTOTEL Thamrin – Jakarta.
“THIS WORLD IS BUT A CANVAS TO OUR IMAGINATION”
Mengenai Pelukis:
Pelukis bemama Genevieve Couteau lahir di Paris pada tahun 1925. Genevieve dibesarkan dalam sebuah keluarga pedagang saham. Menjelang Perang Dunia Kedua, Genevieve dan keluarganya terpaksa mengungsi ke Nantes, kota tempat ia tinggal dan melanjutkan sekolah sebelum akhirnya disunting oleh Joseph Couteau (1916-2004). Seorang dokter hewan dari Clisson. Pasangan ini dikaruniai anak yang bernama Edmee, Jean (Penulis), dan Pierre. Pada tahun 1951, Genevieve Conteau dianugrahi piagam bergengsi Prox Lafont Noir et Blanc (Penghargaan Lafont untuk Gambar Hitam Putih). Genevieve melukis sebagai perjalanan
sosio-psiko-intuitif atau setidaknya sebagai jelajah perburuan estetik.
Tentang IFI ( Institut Francais d’lndonésie):
Dibangun lebih dari 40 tahun lalu, Pusat Kebudayaan Prancis (CCF) Jakarta sekarang berubah nama menjadi Institut Français d’indonésie (IFI). Lembaga ini merupakan salah satu pusat kebudayaan Prancis terbesar di dunia. Di bawah naungan Kedutaan Besar Prancis di Indonesia, IFI menawarkan akses untuk memperoleh semua informasi budaya mengenai Prancis kontemporer