
“Untuk Taman Pelataran, komitmen kita adalah bagaimana menjadikan ruang yang lebih nyaman dan lebih hijau. Jadi (taman) itu tentunya sudah ada, tapi kita kemudian perbaiki menjadi suatu taman yang nyaman. Pelataran juga diintegrasikan, di situ ada kafe difabis, di mana para petugasnya, baristasnya dari teman-teman difabel. Sehingga ini nanti bisa menjadi ruang bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk bertemu, istirahat, juga (mencari) inspirasi dan sebagainya karena tempatnya yang sangat nyaman,” ungkap Pj. Gubernur Teguh.

Sementara itu, terkait peresmian SSP, Pj. Gubernur Teguh mengapresiasi upaya berbagai pihak dalam menghadirkan program sekolah lansia di 65 kelurahan di Jakarta Timur ini. Menurutnya, ini merupakan langkah nyata dalam meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup para lansia, khususnya di Jakarta Timur. Ke depan, program ini akan bersinergi dengan Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga RI.
“Lansia itu adalah bagian penting dan strategis. Tentu saja beliau-beliau itu memiliki pengalaman kebijaksanaan, serta kontribusi besar bagi keluarga dan juga lingkungan sekitar. Oleh karena itu, kami dari Pemprov DKI Jakarta berkomitmen untuk mendukung program pemberdayaan lansia agar tetap sehat secara fisik, mental, sosial, dan spiritual,” jelas Pj. Gubernur Teguh.
Sekolah lansia hadir sebagai wadah pembelajaran yang inklusif seiring dengan visi Jakarta menuju kota global. Program ini juga berfokus pada peningkatan kualitas hidup melalui pendekatan smart, sehat, mandiri, aktif, dan produktif, dengan metode pendidikan berbasis digital yang sederhana dan mudah diakses.
Plt. Walikota Jakarta Timur Iin Mutmainnah menuturkan, kegiatan ini merupakan wujud pemerintahan yang inklusif melalui upaya peningkatan literasi digital. Sehingga diharapkan, melalui sekolah lansia ini dapat meningkatkan angka harapan hidup bagi para lansia.
“Jadi pola pendidikan ini adalah pola pendidikan dengan tujuh dimensi lansia tangguh, mengandung unsur dari Undang-Undang Kesehatan Lansia. Kemudian juga memperhatikan aspek kesehatan, ada screening kesehatan, kemudian materi yang membuat para lansia ini lebih mandiri dan bermartabat,” ujarnya.
Sementara itu, Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga RI Wihaji mengatakan, pihaknya ingin memastikan sekolah lansia ini sejalan dengan program kementerian. Ia menjelaskan, salah satu quick win Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga adalah ’Lansia Berdaya’.
“Ini untuk menjawab salah satu bonus demografi, khususnya umur 60-65 kita carikan aktivitas yang lebih produktif. Tetapi umur 65 ke atas dalam hal ini yang kita sebut ada aging population sebesar 11,7% masyarakat Indonesia. Ini agak lumayan jumlahnya yang umur 60 ke atas, apalagi kita harapkan angka harapan hidup kita ini sekarang naik 74,3 tahun,” tuturnya.
Sehingga pemerintah harus hadir untuk memastikan para lansia mendapatkan ruang melalui beragam aktivitas agar mereka lebih berdaya. Untuk itu, Menteri Wihaji mengapresiasi langkah Pemprov DKI Jakarta yang telah menghadirkan sekolah lansia tersebut.
”Saya berterima kasih kepada Bu Plt. Wali Kota Jakarta Timur yang memberikan sekolah lansia berbasis hybrid. Semoga nanti bermanfaat, tentu semangatnya adalah pemerintah hadir, negara hadir, ini bagian dari keluarga NKRI yang itu menjadi semangat kita semua, bahwa beliau semua juga merupakan anak bangsa,” pungkas Menteri Wihaji.