Jakarta, Haloindonesia.co.id – Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Pemerintah Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah, hari ini, Selasa (28/5). Kesepakatan kerja sama terkait tentang pembangunan dan pengembangan Bandar Udara Sanggu Buntok.
Hal ini merupakan upaya dalam mendukung kegiatan perekonomian, perdagangan dan peningkatan pariwisata di Kabupaten Barito Selatan (Barsel) yang perlu memiliki transportasi udara yang memadai.
Polana menambahkan, dengan adanya kesepakatan bersama untuk membangun dan mengembangkan bandar udara menjadi lebih cepat karena untuk membangun bandar udara membutuhkan anggaran yang besar. “Dengan adanya kontribusi daerah, maka beban kami di APBN berkurang sebab kalau hanya mengandalkan APBN anggarannya terbatas untuk satu bandara,” ungkap Polana.
Pembangunan dan pengembangan Bandar Udara Sanggu Buntok ditargetkan dapat dilayani pesawat jenis ATR 72 pada 2020. Bupati Kabupaten Barito Selatan, Eddy Raya Samsuri menjelaskan, pembangunan dan pengembangan Bandar Udara Sanggu Buntok penting untuk memenuhi kebutuhan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito, Kalteng, sebab di bagian timur saat ini belum ada bandara yang dilayani pesawat berjenis ATR 72.
“Pembangunan dan pengembangan bandara dipersiapkan juga untuk mengantisipasi jika terjadi kerusuhan atau bencana yang mampu disinggahi pesawat Hercules. Dengan adanya dukungan pemerintah pusat bandara ini bisa menjadi lebih bagus lagi,” jelas Eddy.
Selain itu, Bandar Udara Sanggu Buntok juga dipersiapkan untuk menjadi bandara pengumpan untuk 5 kabupaten di sekitar Barsel. Diantaranya Kabupaten Barito Timur, Barito Udara, Murung Raya, Hulu Sungai dan Tabalong.
Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Sanggu Buntok, Agus Priyatmono menjelaskan, antusias masyarakat terhadap transportasi udara di bandara cukup tinggii. Dalam hal ini Ditjen Hubud berusaha untuk meningkatkan fasilitas bandara yang saat ini hanya diterbangi pesawat Susi Air dengan rute Banjarmasin – Barsel.
Saat ini, bandara hanya dilayani penerbangan perintis oleh maskapai Susi Air seminggu sekali,. Dengan adanya pembangunan bandara ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat di Barsel.
Kementerian Perhubungan mempersiapkan anggaran Rp 7 miliar yang digunakan untuk penimbunan sementara untuk persiapan konstruksi runway dengan anggaran Rp 20 miliar. Adapun pengembangan awal yakni perpanjangan runway sepanjang 100 meter.