Beranda Acommodation PULLMAN JAKARTA CENTRAL PARK MELUNCURKAN EPISODE 4 PULLMAN ARTIST PLAYGROUND  

PULLMAN JAKARTA CENTRAL PARK MELUNCURKAN EPISODE 4 PULLMAN ARTIST PLAYGROUND  

BERBAGI

Jakarta, Halo Indonesia – Pullman Hotels and Resorts memiliki komitmen yang luar biasa terhadap desain, seni, fotografi dan kebudayaan lokal, dimana Hotel berkolaborasi dengan para seniman dan desainer di seluruh dunia untuk menghidupkan visi dari desain.  Kebutuhan akan seni telah teridentifikasi, oleh karena itu, untuk memfasilitasi hal ini di properti Hotel, muncul konsep baru dari pameran seni yakni ‘Artist Playground’. Program ini dibuat sebagai inisiatif baru yang dimaksudkan untuk menambah unsur ketertarikan terhadap intrik budaya dan kecerdikan visual untuk ruang komunal yang terdapat di Hotel.

Pullman Jakarta Central Park dengan bangga mengumumkan bahwa konsep ini juga diterapkan di Hotel. Area Private Room yang terletak di BUNK Lobby Lounge telah dipilih dan ditentukan untuk menjadi ruang “Pullman Jakarta Central Park Artist Playground”yang nantinya akan terus diisi dengan berbagai macam seni dari para seniman kontemporer untuk berkontribusi seperti: pelukis, pematung, videografer, ilustrator, desainergrafis, dan banyak lagi.

Pada episode ke 6, Pullman Jakarta Central Park berkolaborasi dengan Can’s Gallery, sebuah galeri di Jakarta yang memiliki visi untuk turut berperan dalam pertumbuhan seni rupa Indonesia, untuk memamerkan 2 lukisan karya Supar Pakis dan Catur Bina prasetyo dan 1 patung karya Putu Sutawijaya.

SUPAR PAKIS

Lahir di Bandung, Jawa Barat pada tahun 1964, Supar adalah seorang pelukis Indonesia & lulus dari fakultas Ilmu Pendidikan dari PGRI Adibuana di Surabaya, Jawa Timur. Objek utama Supar yang terkenal adalah angsa & bola golf. Hijau adalah warna dominan di sebagian besarlukisannya. Bola golf & warna hijau berhubungan dengan keharmonisan hati & emosi. Hijau menggambarkan keseimbangan antara kepala & perasaan. Angsa melambangkan semangat kerjasama yang luar biasa. Angsa memberikan contoh kerjasama dalam tim untuk mencapai lebih banyak & lebih baik dengan usaha yang lebih ringan dengan memanfaatkan hukum alam. Bukankah hal yang sama berlaku untuk manusia, yang juga merupakan bagian dari alam?

PUTU SUTAWIJAYA

Lahir di Tabanan, Bali, pada tahun 1970, Putu menamatkan seni rupa & lulus dari ISI – Institut Seni Indonesia, Yogyakarta, Jawa Tengah pada tahun 1998. Saat ini Putu tinggal & bekerja di Yogyakarta & Bali sebagai pelukis, pematung & seniman pertunjukan.

Putu mendemonstrasikan karakter multi-media dan cross-disciplinary seni kontemporer Indonesia. Fokus utama karyanya adalah tubuh manusia dalam bentuk ekspresif & wadah roh. Menurut Putu, ‘tubuh adalah media yang dapat merasakan penderitaan, rasa sakit, kegembiraan & ketakutan.’ Energi spontan lukisan-lukisan Putu diterjemahkan secara alami kedalam seni rupa patung.

Konsep artistik karya Putu berasal dari pengalamannya dalam mengikuti tradisi Bali yang menekankan pada keunggulan dan kebijaksanaan dalam konteks moralitas. “Defiance” menggambarkan seorang penari Bali dengan gerakan – gerakan yang bertujuan untuk pengusiran roh-roh jahat.

CATUR BINAPRASETYO

Lahir di Wonogiri, Jawa Tengah pada tahun 1973, Catur lulus dari ISI – Institut Seni Indonesia, Yogyakarta, Jawa Tengah pada tahun 2002. Setelah berpartisipasi dalam pameran kelompok di Indonesia, Thailand, Jepang, Singapura, Prancis & Belgia, Catur mendapatkan perhatian yang besar & memenangkan berbagai penghargaan antara 1995 – 2003.

Sebagai seniman, Catur berkarya dengan melihat teknologi sebagai bagian dari kehidupan. Catur mengeksploitasi apa yang dilihatnya dan mengubahnya menjadi karya seni. Catur menandai sebuah fenomena di masyarakat Indonesia yang telah mengadopsi dengan antusiasme yang tinggi perkembangan teknologi dan budaya pop yang canggih sehingga menghasilkan pemandangan yang agak absurd. Lahir dan dibesarkan di Yogyakarta, Catur mendapati dirinya berdiri di persimpangan antara pertanyaan yang harus ia jalani dengan kemajuan teknologi dan budaya pop sebagai bagian dari dinamika kehidupan atau haruskah ia melihatnya sebagai bunga yang menghiasi kehidupan?

Ke 2 lukisan dan karya senipatung dapat di nikmati mulai 10 January – 9 April 2018 pukul07.00 – 24.00.

Tentang BUNK Lobby Lounge:

Bunk Lobby Lounge dengan nuansa penuh gaya yang terletak di lantai Lobby Hotel Pullman Jakarta Central Park mengadaptasi konsep desain industri mentah, berbagai karya seni seperti lukisan serta patung karya seniman Indonesia menghiasi seluruh area BUNK yang ditujukan untuk memberikan sentuhan gaya hidup perkotaan modern. Susunan furnitur yang nyaman dengan penerangan yang lembut menjadikan BUNK lokasi yang sesuai untuk diskusi bisnis maupun tempat untukber santai melepas penat dengan keluarga dan kerabat. Untuk tujuan diskusi yang lebih privasi, ruang pribadi dan lantai mezanin dapat menjadi alternatif. Sementara itu, area out door juga tersedia bagi para tamu yang memilih untuk bersantai sembari menikmati pemandangan taman Tribeca Central Park. Melalui tiga area tempat duduk yang tersedia, BUNK dapat menampung hingga 150 orang.

BUNK menyediakan kesempatan untuk melepaskan penat dan bersantai di siang hari sembari ditemani oleh beragam macam teh dan kopi serta berbagai pilihan menu hidangan ringan disertai dengan alunan musik pop-electro dan indie. Ketika menjelang malam, BUNK bertransformasi menjadi bar yang menyediakan aneka macam minuman anggur, koktail, dan mocktail yang dapat dinikmati dengan beragam pilihan Tapas, dengan ditemani irama pop dan elektromusik.

 

Bagikan