Jakarta, Halo Indonesia – Saat ini masih perlu ditingkatkan pengetahuan masyarakat tentang influenza dan dampak yang diakibatkannya. Influenza tidak sama dengan salesma. Influenza merupakan penyakit saluran nafas akut yang mudah menular yang disebabkan virus influenza yang beredar di seluruh dunia.
Penularan virus sangat mudah terjadi melalui udara (aerosol) dan percikan ludah (droplet) kontak langsung dari seseorang yang infeksius. Menurut WHO, diperkirakan hingga 500.000 kematian akibat influenza terjadi setiap tahun. Setiap orang (termasuk yang sehat) dapat terkena influenza dan komplikasi dapat terjadi terutama pada kelompok beresiko tinggi – anak-anak, usia lebih dari 65 tahun, individu dengan penyakit kronik dan ibu hamil. Komplikasi akibat influenza dapat berupa radang paru, infeksi telinga, infeksi sinus dan perburukan kondisi medis seperti gagal jantung kongestif, asma atau diabetes. Kematian dapat terjadi akibat komplikasi influenza.
Kasus Influenza Secara Umum
Virus Influenza A dan B menyebabkan infeksi pada manusia, dapat menjadi berat dan menyebabkan kematian. Influenza A (H3N2) diketahui telah mewabah di Hongkong sejak pertengahan Mei hingga Juli 2017.
National Focal Point IHR HongKong SAR (China) mengakui bahwa dalam beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan kasus influenza. Virus dominan yang bersirkulasi adalah virus influenza A (H3N2). Dilaporkan telah terjadi 157 kematian akibat penyakit influenza sejak Mei hingga Juli 2017. Hingga bulan Agustus 2017, lebih dari 70.000 kasus influenza dilaporkan terjadi di Australia, termasuk rekor 30.000 kasus dalam bulan Juli. Kejadian ini bisa merupakan jumlah kasus terbesar di Australia menurut kepala Immunization Coalition.
Pada Agustus 2017, media Singapore memberitakan bahwa dokter-dokter di Singapura melaporkan mereka merawat lebih banyak kasus influenza dibandingkan dengan minggu-minggu sebelumnya. Menurut D. Killiney Medical Clinic, telah dilaporkan terjadi peningkatan 10-20% kasus influenza seriusdalam bulan tersebut. Buletin yang diterbitkan Kementerian Kesehatan Singapura melaporkan peningkatan kasus infeksi saluran nafas akut dari 2.500 pada 9 Juli menjadi 3.300 pada 16 Juli – gambaran ini serupa dengan tahun lalu.
Kasus Influenza di Indonesia
Jumlah penduduk Indonesia saat ini sekitar 260 juta jiwa dengan aneka ragam latar belakang dan penyakit, sehingga banyak penduduk Indonesia yang memerlukan vaksinasi Influenza. Namun pada kenyataannya di tahun 2016 hanya berkisar 500.000 unit vaksin influenza yang diberikan, dibandingkan
dengan Korea Selatan yang berhasil mencapai cakupan vaksinasi influenza sebesar 41% populasi.
Pada penelitian influenza surveillans di Indonesia 1999-2003, Herman K., dkk, melaporkan 11,1% dari penderita dengan gejala flu didapatkan positif terinfeksi virus influenza. Penelitian The East Jakarta Project (Oktober 2011- September 2012) melaporkan: secara keseluruhan dari >3.200 penderita dengan
gejala flu ditemukan 34% positif terinfeksi virus influenza, dan dari >1.700 penderita infeksi saluran nafas yang dirawat inap ditemukan 15% positif terinfeksi virus Influenza.
Implementasi Vaksinasi Influenza
Vaksinasi influenza pada petugas kesehatan penting untuk melindungi petugas sendiri dan mencegah penularan ke pasien.
Di Singapura, dilaporkan cakupan vaksinasi Influenza pada petugas kesehatan sebesar 98% dan di Korea Selatan sebesar 78%. Di Thailand, mulai tahun 2004 seluruh petugas kesehatan
diwajibkan menjalani vaksinasi Influenza12 sehingga sekitar 400.000 petugas kesehatan secara rutin mendapatkan vaksinasi Influenza.Di Indonesia, petugas kesehatan secara sukarela menjalani vaksinasi dan cakupannya amat rendah. Mengingat ketimpangan antara kenyataan dan harapan maka perlu disusun suatu perencanaan strategis agar masyarakat kita dapat terhindar dari penyakit Influenza dan komplikasinya.
Vaksin influenza diberikan dengan suntikan intramuscular.
Mereka yang memerlukan vaksinasi influenza:
1. Bayi yang berusia lebih dari 6 bulan
2. Semua orang dewasa terutama :
– Usia lanjut
– Wanita hamil
– Penderita diabetes, ganguan ginjal kronik, kanker
– Penderita dengan penurunan kekebalan tubuh
– Penderita gangguan pernafasan kronik
– Penderita penyakit kardiovaskular
– Pekerja / Karyawan
– Calon jemaah haji dan umroh
– Petugas kesehatan
Imunitas yang didapat melalui vaksinasi influenza in-aktif bertahan kurang lebih 1 tahun karena adanya antigenic drift dari virus influenza yang beredar di masyarakat. Efektivitas vaksinasi bergantung pada kemiripan galur (strain) vaksin dengan virus yang beredar, dan usia serta status kesehatan individu yang diimunisasi.
Imunisasi influenza efektif melindungi sampai dengan 90% individu sehat berusia kurang dari 65 tahun yang telah menerima vaksin ketika galur dalam vaksin sama dengan virus yang beredar.
Pada evaluasi berkesinambungan cukup sering terjadi ketidaksesuaian antara influenza B yang terdapat pada vaksin influenza dengan virus influenza B yang terdapat pada masyarakat. Karena itu, mulai timbul pemikiran untuk memasukkan kedua tipe dalam vaksin influenza. Vaksin influenza kuadrivalen merupakan salah satu cara untuk perlindungan influenza lebih lanjut.
Rekomendasi Tahunan WHO untuk Strain Vaksin Influenza Southern Hemisphere 2018
Virus Influenza musiman yang dominan beredar dapat berubah setiap tahun, sehingga WHO sebagai otoritas lembaga kesehatan dunia, mengeluarkan rekomendasi tahunan komposisi strain virus influenza yang terkandung pada vaksin Influenza di setiap musimnya baik NH (Northern Hemisphere) maupun SH (Southern Hemisphere). Berikut adalah rekomendasi komposisi virus pada vaksin influenza untuk digunakan pada musim Influenza
Southern Hemisphere tahun 2018:
Vaksin Influenza Trivalen :
– A/Michigan/45/2015 (H1N1)pdm09-like virus
– A/Singapore/INFIMH-16-0019/2016 (H3N2)-like virus
– B/Phuket/3073/2013-like virus
Vaksin Influenza Kuadrivalen :
– A/Michigan/45/2015 (H1N1)pdm09-like virus
– A/Singapore/INFIMH-16-0019/2016 (H3N2)-like virus
– B/Phuket/3073/2013-like virus
– B/Brisbane/60/2008-like virus
Rekomendasi WHO tersebut untuk digunakan mulai bulan Maret hingga Oktober 2018. Ketidaksesuaian strain dalam vaksin dengan virus yang beredar dapat menyebabkan penurunan efektifitas vaksin influenza sehingga perlindungan yang dihasilkan tidak optimal. Saatnya bagi masyarakat melakukan pencegahan flu melalui vaksinasi menggunakan vaksin flu yang sesuai.