Beranda Ekonomi Bisnis Tiga “Kado” Pemerintah untuk Pelaku UMKM Agar Go Digital

Tiga “Kado” Pemerintah untuk Pelaku UMKM Agar Go Digital

BERBAGI
Tiga

Jakarta, Haloindonesia.co.id – Pemerintah memberikan tiga kado kepada pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah dalam peringatan ulang tahun ke-75 Kemerdekaan Republik Indonesia. “Kado” itu berupa Pasar Digital (PaDi) UMKM dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara; Bela Pengadaan dari  Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah; dan Laman UKM dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah.

Ketiga kado itu ditargetkan dapat kembali membangkitkan pelaku UMKM agar dapat bangkit dari dampak pandemi Covid-19 dengan memanfaatkan platform digital.

“Dengan peningkatan belanja khususnya kepada UMKM, akan mendorong perekonomian untuk bergerak lagi, sehingga pemulihan ekonomi diharapkan akan lebih cepat. Peran BUMN salah satunya diwujudkan melalui PaDi UMKM ini,” ujar Menteri BUMN Erick Thohir di  Auditorium 3 Plaza Mandiri Jakarta, Senin (17/08/2020).

Menurut Menteri BUMN, baik PaDi UMKM, Bela Pengadaan, maupun Laman UKM diharapkan mampu mendorong transaksi belanja Pemerintah maupun BUMN khususnya kepada UMKM.

“Ditambah lagi jika platform (PaDI UMKM) tersebut dikoneksikan dengan Bela Pengadaan dan Laman UKM, maka saya yakin akan semakin memperluas ekosistem bagi UMKM,” ungkapnya.

PaDi UMKM merupakan sebuah ekosistem dengan platform digital yang mempertemukan UMKM dengan BUMN. Platform itu ditargetkan untuk memberikan ruang dan peluang bagi UMKM untuk mendapatkan transaksi dari BUMN serta kesempatan dalam memperoleh pembiayaan dari BUMN.

“Platform ini juga akan mendorong terciptanya efisiensi dan transparansi khususnya di lingkungan BUMN dalam proses pengadaan barang dan jasa,” jelas Menteri Erick.

Saat ini PaDi UMKM saat ini baru merupakan piloting terbatas pada 9 BUMN yaitu Telkom, Pertamina, Pupuk Indonesia, Waskita Karya, Wijaya Karya, PP, BRI, Pegadaian, dan PNM, namun belanja BUMN pada UMKM juga tetap akan didorong melalui sarana di luar PaDi UMKM.

“Saya ingin dimulai dulu dengan 9 BUMN ini dan kita lihat 2-3 bulan ke depan. Kita lakukan evaluasi dan jika hasilnya baik, akan kita perluas implementasinya pada BUMN lainnya. Karena saya ingin semua dimulai secara baik,” ujar Erick Thohir.

PaDi UMKM merupakan ekosistem yang disediakan BUMN untuk UMKM, hampir keseluruhan prosesnya melibatkan BUMN. Proses transaksi pembayaran belanja di PaDi UMKM dapat menggunakan virtual account yang disediakan oleh Bank Himbara.

Kedepan keterlibatan Bank Himbara seperti Bank Mandiri, Bank BNI, dan Bank BTN juga akan diperkuat dalam hal pemberian pembiayaan kepada UMKM melalui PaDi UMKM, dimana dalam proses piloting saat ini baru sebatas oleh Bank BRI, Pegadaian, dan PNM.

Belanja BUMN pada UMKM ditekankan untuk mengutamakan pada produk hasil karya dalam negeri atau produk yang Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)-nya relatif tinggi. Hal ini juga didukung dengan kualitas produk dalam negeri yang saat ini sudah jauh lebih baik.

Di samping meluncurkan PaDi UMKM, BUMN sebagai agent of development juga turut mendukung kelancaran program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) diantaranya dengan menyalurkan kredit modal kerja, subsidi bunga, serta program penjaminan kredit guna pemulihan dunia usaha utamanya UMKM akibat dampak pandemi Covid-19.

“Semua itu ditujukan agar UMKM bangkit, dan ini adalah sebagian quick wins wujud nyata BUMN Untuk Indonesia,” tambah Erick.

Bela Pengadaan dan Laman UKM

Sedangkan Bela Pengadaan, juga merupakan suatu sarana untuk memberi peluang bagi UKM dalam mendapatkan permintaan belanja dari Pemerintah melalui kementerian atau lembaga termasuk pemerintah daerah.

Adapun Laman UKM di portal Pengadaan Nasional, seluruh pihak baik masyarakat, pemerintah maupun swasta dapat memonitor dan mencari informasi mengenai perkembangan UMKM di Indonesia yang berkaitan dengan pengadaan barang/jasa pemerintah.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengapresiasi atas diluncurkanya PaDi UMKM dari Kementerian BUMN, Bela Pengadaan dari LKPP dan Laman UKM dari Kementerian Koperasi dan UKM.

“Ini merupakan bukti nyata bentuk keberpihakan pemerintah kepada UKM agar bisa memperluas pasar sekaligus belajar untuk bisa lebih professional atau naik kelas dari segi kualitas dan pengelolaan usaha,” ujar Menkteri Teten masduki.

Menurut Menteri Koperasi dan UKM, Pemerintah akan terus berupaya mendorong pelaku UMKM untuk siap dan terdaftar sebagai penyedia.

“Dengan mengkurasi pelaku UMKM yang siap melalui pelatihan dan oendampingan, fasilitasi standardisasi global, dan fasilitasi dukungan akses pembiayaan,” jelasnya.

Kepala LKPP Roni Dwi Susanto mengatakan, besarnya potensi nilai belanja Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (PBJP) untuk melibatkan Usaha Mikro dan Usaha Kecil melalui proses PBJP yang menghasilkan value for money, menuntut kemudahan, transparansi, kenyamanan, dan akuntabilitas para pelaku pengadaan. Oleh karena itu, LKPP terus melakukan upaya untuk mencapai tujuan tersebut melalui pembuatan Aplikasi Bela Pengadaan.

“Aplikasi Bela Pengadaan dibangun dalam rangka pemenuhan kebutuhan barang/jasa Pemerintah dengan nilai nominal sampai dengan Rp50 juta (lima puluh juta rupiah) per paket pengadaan/transaksi,” jelas Roni.

LKPP telah mengundang seluruh pelaku usaha e-Marketplace (Penyelenggara Perdagangan Melalui Sistem Elektronik) untuk berkolaborasi dalam menyelenggarakan Aplikasi Bela Pengadaan ini. Hingga Rabu, 12 Agustus 2020, sebanyak 6 (enam) e-Marketplace telah bergabung dalam Aplikasi Bela Pengadaan, yaitu Bhinneka, Blibli, Bukalapak, Gojek, Grab, dan Shopee.

“Aplikasi Bela Pengadaan akan terus kami kembangkan dan kami perluas daya manfaatnya melalui integrasi dengan aplikasi pengadaan yang telah dikembangkan oleh K/L/PD dan BUMN yang menyediakan fitur khusus untuk Usaha Mikro dan Kecil,” ujar Roni.

Selain dibangun Aplikasi Bela Pengadaan, untuk mendorong UMKM terlibat dalam pengadaan barang/jasa Pemerintah, LKPP menyediakan Laman UKM pada portal Pengadaan Nasional.

“Dalam Laman UKM tersedia informasi tentang jumlah pelaku Usaha Kecil, potensi nilai belanja pengadaan untuk Usaha Kecil, dan jenis komoditas pada katalog elektronik yang dijual oleh Usaha Kecil. Informasi-informasi tersebut dapat diperoleh pelaku UMKM dengan mudah,” jelas Roni.

Peluncuran  bersama disaksikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, secara daring dari lokasi berbeda. Peluncuran itu merupakan bagian dari Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) yang diluncurkan sejak 14 Mei 2020.

Gernas BBI mendorong masyarakat untuk bangga mengkonsumsi buatan Indonesia, serta mendorong UMKM terbiasa dengan pemasaran online.

Bagikan

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.