Beranda Airport Tingkatkan Layanan Prima Bandara Malinau Terus Berkoordinasi dan Bersinergi

Tingkatkan Layanan Prima Bandara Malinau Terus Berkoordinasi dan Bersinergi

BERBAGI
Tingkatkan Layanan Prima Bandara Malinau Terus Berkoordinasi dan Bersinergi

Malinau, Haloindonesia.co.id – Bandara Robert Atty Bessing yang terletak di Malinau, Provinsi Kalimantan Utara menjadi salah satu pintu gerbang mobiltas masyarakat setempat. Seiring dengan kesuksesan pemerintah mengendalikan Covid-19 memberikan efek domino bagi peningkatan geliat jasa kebandarudaraan di Bandara Malinau.

Bandar Udara Robert Atty Bessing, yang memiliki kode IATA: LNU dan ICAO: WAQM, juga dikenal sebagai Bandar Udara Kolonel R.A. Bessing, merupakan bandar udara memiliki ukuran landasan pacu 1.610m x 30 m yang terletak 2 KM dari pusat kota Malinau. Bandara ini di operasikan oleh Dinas Perhubungan Pemerintah Kabupaten Malinau dan Unit Penyelenggara Bandar udara (UPBU) serta oleh Kantor Cabang Pembantu PERUM LPPNPI atau AirNav Malinau.

Kepala Bandara Malinau Robert Atty Bessing Mustaji, mengatakan, dunia penerbangan kembali bergeliat, tak terkecuali di Bandara Malinau. “Untuk itu, bandara siap memberikan pelayanan terbaik bagi pengguna transportasi udara dari dan menuju Bandara Malinau,” kata Mustaji, kepada Halo Indonesia, di Kalimantan Utara, beberapa waktu lalu.

Mustaji menambahkan, peningkatan mutu pelayanan tidak terlepas dari selesainya renovasi terminal penumpang di Bandara Malinau di 2020-2021. “Sebelumnya terminal bandara tidak cukup memberikan rasa nyaman bagi penumpang. Saat ini dengan rampungnya terminal peumpang maka akan memberikan rasa nyaman bagi penumpang, seperti tempat check in dan selaras untuk menuju ruang tunggu,” ujar dia.

Di tahun 2022 ini, lanjut dia, terminal dapat digunakan untuk memberikan pelayanan terhadap pengguna jasa kebandar udaraan, terutama penumpang. Ruang tunggu bagi penumpang terletak di Lantai 2 dan ruang check in berada di lantai bawah. Di lantai bawah ada juga ruang VIP dan Kedatangan.

“Terminal penumpang yang baru direnovasi tersebut, telah kami buka sejak adanya kebijakan dari pemerintah untuk melayani mudik lebaran 2022,” kata dia.

Bandara Malinau memiliki sumber daya manusia (SDM) yang telah ditingkatkan dengan performanya, khususnya untuk avian security (avsec). “Selain itu, kami juga mengoptimalkan peralatan yang sudah ada, seperti x-ray seuai dengan SOP yang berlaku di Bandara Malinau. Renovasi bangunan gedung terminal penumpang, meurut dia, diharapkan mampu meningkatkan mutu pelayanan bagi pengguna jasa kebandar udaraan,” ujar Mustaji.

Saat ini kondisi lalu lintas pergerakan pesawat di Bandara Malinau tergolong cukup padat dibandingkan dengan masa pandemi Covid-19. “Peningkatan pengguna jasa kebandar udaraan relatif cukup banyak. Bahkan peningkatan  pergerakan pesawat berada di atas rata-rata hingga mencapai 100 persen,” ucap dia.

Dia melanjutkan, peningkatan jumlah penumpang berasal dari penerbangan perintis yang di layani Susi Air. “Untuk angkutan kargo ada maskapai baru, yaitu Smart Air yang melayani wilayah-wilayah terpencil, seperti Long Bawang, Long Sule, dan Long Apung,”

Dalam waktu dekat, Bandara Malinau mentargetkan menambah maskapai di Bandara Malinau. “Kami telah melakukan pendekatan kepada Citilink untuk menambah jumlah armada untuk melayani Bandara Malinau. Ada satu rute penerbangan yang bagus yang sedang kami susun dari sisi bisnis untuk menarik minat maskapai untuk melayani rute Malinau-Samarinda, yang selama ini belum ada maskapi yang melayani,” jelas dia.

Lanjut Mustaji, padahal rute Malinau-Samarinda cukup bagus sebab ada hubungan dengan pendidikan, keluarga, dan bisnis antara masyarakat Malinau dengan Samarinda. “Kami mencoba mendorong pihak Wings Air untuk menjajaki hal ini dan melakukan survey demand yang ada di Malinau,” ucap dia.

Malinau memiliki potensi dan peluang yang cukup bagus karena adanya kegiatan ekonomi yang cukup besar. “Ada perusahaan tambang batu bara, emas, dan perkebunan kelapa sawit. Ada 3 perusahaan perkebunan kelapa sawit yang cukup besar di Malinau. Sedangkan untuk pertambangan ada 2 perusahaan tambang yang cukup baik,” kata dia.

Saat ini, ada rute reguler yang telah eksisting Malinau-Balikpapan yang dilayani Wings Air dan Malinau-Tarakan yang dilayani Susi Air. “Ada satu maskapai yang melayani penerbangan charter (tidak berjadwal) yang dilayani Smart Air dengan rute Malintau-Tarakan. Untuk penerbangan perintis ada sekitar 9 penerbangan yang dilayani Susi Air, dengan rute yang disubsidi APBN, yaitu Malinau-Long Apung dan sebagainya. Termasuk juga untuk angkutan kargo, kami terus berupaya menghadirkan pelayanan prima di Badara Malinau,” kata dia.

Menurut dia, saat ini dalam perkembangannya, banyak wajah-wajah baru yang datang untuk melihat lebih dekat tentang Malinau dan membuka peluang bisnis. “Dengan pelayanan yang terus ditingkatkan bandara tentunya akan ada efek domino dengan semakin banyak orang yang datang ke Malinau maka akan berdampak pada meningkatnya bisnis hotel, kuliner, dan pariwisata. Kedua, dari sisi transportasi dengan semakin banyak yang menggunakan pesawat udara maka akan meningkatkan keuntungan bagi jasa kebandarudaraan,” jelas Mustaji.

Kondisi ini perlu didukung sinergi dan kolaborasi antar semua pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah daerah, AirNav Indonesia, dan pelaku usaha di bisnis penerbangan. “Pemerintah daerah terus mendukung pengembangan bandara, mulai dari pengembangan bandara dan kegiatan yang ada di bandara. Kami terus berupaya untuk terus melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah terkait dengan penataan tata kota,” ujar dia.

Menurut dia, pengembangan bandara harus selaras dengan tata kota. “Kami menyadari bahwa pengembangan bandara bertolak belakang dengan pengembangan tata kota. Oleh sebab itu, koordinasi dan sinergi perlu terus dilakukan,” kata Mustaji.

Lanjut dia, kita harus sepaham bahwa pengembangan bandara merupakan untuk kepentingan bersama maka diperlukan koordinasi dan sinergi dalam pengembangan bandara dan pemerintah daerah yang memiliki wilayah. “Artinya adanya penyediaan lahan dari pemerintah daerah setempat untuk kebutuhan pengembangan bandara,” tutur dia.

Mustaji berharap, sesuai master plan perpanjangan run way menjadi 1.800 meter dan terminal 6000 untuk 2023. “Kami berharap master plan dapat terwujud dan mampu mendukung pengembangkan kota dengan adanya bandara. Bandara diharapkan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat Malinau, Kalimantan Utara,” pungkas Mustaji. (*)

Bagikan

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.