
Jakarta, Haloindonesia.co.id – Wakil Menteri Ekonomi Kreatif/Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Irene Umar, menghadiri babak final Radical Academy 2025 yang digelar di Barcode Gokart, Mall of Indonesia (MOI), Jakarta. Program ini merupakan kolaborasi unik antara dunia digital, olahraga, dan industri kreatif sebuah bentuk ekosistem baru yang inklusif, kompetitif, dan adaptif terhadap perkembangan zaman.
Radical Academy bukan sekadar ajang balap simulasi. Dengan mengusung semangat “From Virtual Reality to Real Track,” program ini menciptakan ruang aktualisasi bagi para gamer dan generasi muda Indonesia untuk menunjukkan potensi mereka tidak hanya di dunia maya, tetapi juga di dunia nyata.
Salah satu nilai istimewa dari program ini adalah keterkaitannya dengan pengembangan kekayaan intelektual (intellectual property/IP) lokal bertajuk “Indonesia Legends”. IP ini merepresentasikan karakter, cerita, dan semangat Indonesia yang dibentuk dan dibesarkan oleh kreativitas anak bangsa. Radical Academy menjadi wujud nyata dari IP tersebut, menggabungkan pengalaman digital dengan aktivitas fisik yang membumi.
“Indonesia Legends adalah IP lokal yang membawa pesan penting: berani bermimpi dan maju ke depan dengan memanfaatkan perkembangan zaman. Melalui kompetisi seperti Radical Academy, kita menanamkan semangat juang dan mental tangguh untuk membangun generasi muda menuju Indonesia Emas,” ujar Wamenekraf Irene dalam sambutannya.
Kementerian Ekonomi Kreatif, lanjut Irene, memberikan dukungan penuh terhadap pengembangan IP lokal seperti Indonesia Legends. Menurutnya, kekuatan ekonomi kreatif Indonesia terletak pada kemampuannya untuk menciptakan, melindungi, dan mengembangkan kekayaan intelektual yang mampu berdampak global, namun tetap berakar pada nilai dan budaya lokal.
“Kami mendorong kolaborasi lintas sektor antara pelaku industri, komunitas, dan institusi untuk terus diperkuat. Kami ingin talenta-talenta muda seperti kalian memiliki ruang untuk bertumbuh dan bersinar, tidak hanya di panggung nasional, tetapi juga di kancah internasional,” tegas Irene.
Lebih lanjut, Irene menyoroti potensi besar industri gim dan simulasi balap sebagai jalan menuju industri olahraga nyata. Menurutnya, dengan adanya ekosistem seperti Radical Academy, mimpi menjadi atlet profesional dapat diwujudkan dari dunia virtual hingga ke sirkuit sesungguhnya, seperti Mandalika di Lombok.
“Ini bukan hanya kerja sama antar pelaku industri kreatif, tetapi juga lintas sektor yang pada akhirnya membentuk rantai nilai ekonomi baru. Dunia gim dan simulasi kini menjadi pintu masuk untuk mencetak atlet dunia nyata dan membangun industri olahraga berbasis teknologi,” imbuhnya.
Berdasarkan data yang ada, kontribusi sektor ekonomi kreatif terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dalam 11 tahun terakhir meningkat lebih dari dua kali lipat. Saat ini, nilai kontribusinya telah melampaui Rp1.500 triliun. Acara seperti Radical Academy juga diharapkan mampu menciptakan lapangan kerja berkualitas, memperkuat ekosistem inovatif, dan memperluas cakupan ekonomi digital nasional.
Dukungan terhadap Radical Academy sejalan dengan visi Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, yang tertuang dalam dokumen Asta Cita yakni menjadikan pengembangan ekonomi kreatif sebagai pilar transformasi ekonomi nasional berbasis inovasi dan teknologi.
Turut hadir dalam acara tersebut sejumlah tokoh penting ekosistem gim dan balap simulasi, di antaranya Daniel Barcode, Founder Barcode Gokart; Mutiara Gita Maharani, Direktur Radical Indonesia; Raditya Indera, Founder GT-Sim ID; dan Joshua Budiman, Co-Founder & CEO Sekuya.