
Jakarta, Haloindonesia.co.id – Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat memprioritaskan pembangunan Bandara Muhammad Taufik Kiemas untuk membuka konektivitas sekaligus sebagai penunjang akselerasi pariwisata di daerah itu. Seperti diketahui Krui dikenal sebagai salah satu lokasi paling terkenal di kalangan peselancar. Kawasan ini juga pernah menjadi tuan rumah bagi kompetisi kejuaraan selancar internasional.
Pada 7 Februari 2020, Bandara Muhammad Taufik Kiemas resmi beroperasi. Rute penerbangan yang dilayani merupakan strategi untuk mempermudah sisi investasi, serta upaya dalam memperkenalkan Kabupaten Pesisir Barat. “Sebelumnya masyarakat Pesisir Barat mengandalkan akses lewat darat yang jarak tempuhnya memakan waktu enam sampai tujuh jam. Kini, dengan kehadiran bandara, sektor perdagangan, pariwisata, kedinasan, dan mobilitas lainnya, lebih terasa efektif dan efisien,” ujar Kepala Dinas Perhubungan Pesisir Barat, Henry Dunan SE, SH, MH saat ditemui Redaksi Halo Indonesia, di Kantor Bupati awal November 2020.
Kini, proyeksi pembangunan sarana dan prasarana Bandara Taufik Kiemas adalah penambahan perpanjangan runway sepanjang 300 meter. Proses pengerjaannya dilakukan secara berkelanjutan. “Sekarang dalam tahap penimbunan. Adapun fasilitas lainnya telah mencukupi dan terstandarisasi dan tersertifikasi,” lanjut Henry.
Awalnya keberadaan Bandara Taufik Kiemas ditujukan sebagai bandara untuk mitigasi bencana. Semula, panjang runway hanya 900 meter. Secara bertahap, hingga saat ini runway bandara 1.420 meter dan sedang diperpanjang lagi 300 meter. “Tahun 2016 bandara dengan luas 76 hektar ini secara resmi diserahkan Pemkab Pesisir Barat ke Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub. Pemkab siap memfasilitasi kebutuhan terkait perkembangan bandara, termasuk pembebasan lahan untuk perluasan,” tambah Henry.
Di sisi lain, setelah operasional bandara sempat terhenti sementara pada akhir Maret 2020 sebagai dampak realisasi kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), penerbangan dari Bandara Radin Inten II-Bandara Muhammad Taufiq Kiemas, mulai dibuka kembali, Senin (10/8/2020). Adapun maskapai Wings Air terbang tetap pada jadwal sebelumnya yakni terbang tiga kali seminggu, Senin, Rabu, dan Jumat.
Penerbangan dari Bandara Radin Inten II dijadwalkan pukul 09.50 WIB dan dijadwalkan tiba di Bandara Muhammad Taufik Kiemas pukul 09.50 WIB. Pesawat kembali ke Bandara Radin Inten II pada hari itu juga pukul 10.15 dan dijadwalkan tiba di Bandara Radin Inten II pukul 11.00 WIB.
Direktur Utama PT Krui Sukses Mandiri, mitra Lion Air Group, Adilatama Belapasya, menuturkan pihaknya merancang Wings Air terbang tiap hari ke Krui. “Setelah 13 kali terbang akan dimulai dengan kontrak baru yang nantinya direncanakan akan terbang tiap hari selama seminggu,” sebutnya.
Pada terbang perdana pasca new normal ini, pihaknya mematok tarif mulai Rp200 ribuan yang dipesan melalui PT Krui Sukses Mandiri. Syarat penerbangan tetap mengacu pada Surat Edaran Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Nomor 9 Tahun 2020.
Penumpang diminta menunjukkan surat keterangan rapid test COVID-19 dengan hasil nonreaktif. Bisa juga surat reverse transcription polymerase chain reaction (RT-PCR). Jika kedua keterangan itu tidak ada, calon penumpang harus mendapatkan surat keterangan bebas gejalan seperti influenza dari dokter, rumah sakit, atau puskesmas.