
Pelalawan, Haloindonesia.co.id – Kabupaten Pelalawan merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Riau dengan ibu kota Pangkalan Kerinci. Kabupaten ini adalah hasil dari pemekaran Kabupaten Kampar dengan jumlah penduduk lebih dari 460 ribu jiwa.
Nama Kabupaten Pelalawan diambil dari nama Kerajaan Pelalawan yang berada di Sungai Kampar. Kerajaan tersebut lahir pada tahun 1761 dan mulai dikenal banyak orang ketika masa pemerintahan Sultan Syed Abdurrahman Fachrudin di tahun 1811 hingga 1822.
Meski tergolong baru, Kabupaten Pelalawan menyimpan sejuta keindahan alam yang patut dikunjungi. Bukan hanya wisata alamnya saja, Kabupaten Pelalawan juga kaya dengan wisata sejarah yang tak boleh dilewatkan ketika berkunjung ke Provinsi Riau. Diantaranya Danau Wisata Betung, Danau Tajwid, Istana Sayap Pelalawan, Ombak Bono, Taman Publik Kreatif, Suaka Margasatwa Kerumutan, Taman Nasional Tesso Nilo, Masjid Agung Ulul Azmi, Tugu Equator, dan Makam Sultan Mahmud Syah I.
Pembangunan Sektor Pariwisata
Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Pelalawan Dodi Asma Saputra, S.STP mengatakan, di sektor pariwisata Kabupaten Pelalawan memiliki event skala nasional ynag disebut Festival Bekudo Bono. “Bekudo Bono tidak ada di tempat lain di Indonesia sehingga kami gaungkan event ini ke tingkat nasional dan sempat beberapa kali masuk ke dalam kalender event nasional,” kata Dodi, kepada Halo Indonesia.
Festival Bekudo Bono merupakan event olahraga surfing yang berbasiskan budaya dengan menggabungkan olahraga surfing modern dan surfing tradisional yang dilakukan di atas gelombang sungai yang cukup unik dan baru hanya ditemukan di Provinsi Riau yang dinamakan Gelombang Bono. Bono merupakan ombak yang tercipta di daerah muara Sungai Kampar karena pertemuan arus dari sungai dan laut. Tinggi gelombang bisa mencapai 6-7 meter lebih pada bulan ini karena pengaruh bulan purnama.
Lanjut dia, kami terus meningkatkan kesiapan sarana dan prasarana di lokasi tempat Bekudo Bono. “Banyak masyarakat yang menjajal surfing Bekudo Bono, seperti dari Bali dan Padang. Biasanya mereka melakukan surfing di ombak dari laut dan mencoba gelombang pasang air sungai,” jelas Dodi.
Untuk level internasional, menurut Dodi, ada beberapa wisatawan mancanegara yang menjajal Bekudo Bono, diantaranya yang berasal dari Prancis, Australia, Italia, Inggris dan Malaysia. “Mereka mencoba sensasi baru dengan melakukan surfing di sungai sepanjang 30 km. Di akhir 2022 akan ada surfer dari Italia yang akan mencoba memecahkan rekor dunia,” ungkap Dodi.
Selain itu, Kabupaten Pelalawan memiliki destinasi wisata Tugu Equator dan Titik Nol Khatulistiwa yang berada di Lintas Timur Sumatera yang akan dikembangkan. “Ke depan di lokasi ini akan menjadi sentra oleh-oleh Pelalawan dari sisi ekonomi kreative. Kami akan membangun rest area di titik nol khatulistiwa yang tidak memberikan bayangan orang pada pukul 12.00 waktu setempat. Ini yang menjadi daya tariknya,” ungkap Dodi.
Kabupaten Pelawan juga memiliki wisata budaya yang menjadi warisan sejarah, yaitu Istana Sayap Pelalawan. “Dulu ada Kerajaan Pelalawan yang mewariskan Istana Sayap yang telah direnovasi ulang kembali karena sempat terjadi musibah kebakaran. Istana Sayap menjadi perhatian Kabupaten Pelalawan,” ujar Dodi.
Serunya Bekudo Bono
Bono adalah alunan gelombang besar yang terjadi bersamaan dengan pasang naik dan pasang surut dengan ketinggian puncak gelombangnya mencapai 6-7 meter. Rentangan gelombang tersebut hampir selebar sungai Kampar.
Gelombang ini terjadi akibat benturan tiga arus air, yang berasal dari Selat Malaka, Laut Cina Selatan dan aliran air Sungai Kampar yang berbenturan di muara Sungai Kampar dan mendesak masuk ke hulu sehingga menimbulkan gelombang besar yang menggulung dan menghempas jauh ke dalam sungai hingga menempuh jarak 30 km. Bono ini adalah fenomena alam yang sangat unik dan merupakan satu-satunya yang ada di Indonesia.
Bagi masyarakat yang sudah biasa dengan kedatangan Bono dan bernyali besar, Bono ini akan disambut dengan memacukan sampan meluncur ke lidah ombak dipunggung Bono bagaikan pemain selancar. Atraksi ini sangat menarik untuk disaksikan oleh pengunjung dan atraksi ini oleh masyarakat setempat disebut Bekudo Bono, karena mirip dengan atraksi seorang Joki yang sedang berusaha menjinakkan kuda liar.
Bono dapat dilihat setiap bulan pada saat terjadinya pasang besar, namun Bono yang paling besar terjadi pada akhir tahun. Kedahsyatan gelombang Bono ini menjadi daya tarik para peselancar domestik maupun mancanegara.
Festival Bekudo Bono merupakan event tahunan yang memikat puluhan surfer, tak hanya dari Indonesia tapi juga Australia hingga Amerika beradu kebolehan menari di atas gelombang Sungai Kampar. Satu hari sebelum event, peselancar, dewan juri, dan team lokal yang berada di Teluk Meranti melakukan survei jalur selancar.
Survei ini dilakukan hingga ke Tanjung Pebila. Sebuah tanjung yang berada di belakang pulau Muda, tempat dimana gelombang bono masuk dari Selat Malaka. Jarak Tanjung Pebila ke Teluk Meranti satu jam 30 menit menggunakan speed boat. Disini, sungai Kampar sudah selebar kurang lebih 1.5 km.
Point selancar di gelombang bono dapat dimulai dari Pulau Muda, Tanjung Pebila, Suak Tunggal, Muara Sungai Serkap, tempat dimana seventh ghost bisa dilihat. Julukan Seventh ghost diberikan Rip Curl saat membuat film selancar di bono. Kemudian ke Block F, Tanjung Sendok, Teluk Rimba Putus, dan Teluk Meranti. Teluk Meranti adalah finish dari gelombang bono.
Selama kurang lebih dua jam para peselancar menari diatas gelombang. Tinggi gelombang pada saat survei kurang lebih 2 meter dengan lebar gelombang mengikuti sungai. Perlombaan bekudo bono dibagi atas kelas professional dan lokal. Untuk lokal, mereka bermain di Teluk Rimba Putus yang berjarak kurang lebih 30 menit dari Teluk Meranti.
Peselancar professional biasanya beraksi di Tanjung Pebila, menyambut gelombang Bono yang mulai datang pukul 10.30. Mereka turun ke sungai dengan diringi oleh jet ski dan rigid boat, dua moda trasportasi air ini berfungsi sebagai rescue.
Satu setengah jam mereka silih berganti menari diatas gelombang. Sistem bermain di bono adalah drop in drop off. Tidak semua gelombang bisa dimainkan. Saat gelombang bagus, peselancar akan diantar ke gelombang, jika mereka jatuh, peselancar akan dijemput. (***)