
Madiun, Haloindonesia.co.id – Perubahan kebijakan dalam bidang transportasi menjadi tantangan ekstra bagi insan transportasi, oleh karena itu dibutuhkan SDM transportasi yang prima, unggul, profesional, dan beretika. Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Perkeretaapian, Ir.Zulfikri, M.Sc, DEA memipin Upacara Wisuda Diploma III Politeknik Perkeretaapian Indonesia (PPI) Madiun pada hari Minggu (26/9).
Upacara Wisuda kali ini diselenggarakan dengan menerapkan Protokol Kesehatan Pencegahan Covid-19, dengan jumlah Wisudawan yang dilantik sebanyal 212 orang yang terdiri dari 48 orang Diploma III Teknologi Bangunan dan Jalur Perkeretaapian, 48 orang Diploma III Teknologi Elektro Perkeretaapian, 46 orang Diploma III Teknologi Mekanika Perkeretaapian dan 70 orang Diploma III Manajemen Transportasi Perkeretaapian.
“PPI Madiun memiliki peran sangat penting mengingat perkembangan perkeretaapian di Indonesia semakin pesat dengan mengacu pada Rencana Induk Perkeretaapian Nasional,” ungkap Dirjen Perkeretaapian.
Ia menjelaskan bahwa hal ini menjadi penting, sebagaimana arahan Menteri Perhubungan bahwa lembaga pendidikan transportasi harus tampil sebagai garda terdepan dalam mencetak SDM yang unggul dan kompetitif di masa depan. Untuk itu, PPI Madiun sebagai unit pelaksana teknis yang mendidik calon profesional di bidang perkeretaapian juga harus adaptif terhadap teknologi, menghadapi era revolusi industri 5.0 dimana kecerdasan buatan atau artificial intelligence sudah mulai massive digunakan dalam dunia industri termasuk industri transportasi
Lebih lanjut, Zulfikri menyampaikan bahwa sasaran pengembangan jaringan dan layanan perkeretaapian yang ingin dicapai pada tahun 2030 terfokus pada perluasan jaringan perkeretaapian nasional mencapai 10.524 KM tersebar di pulau Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua yang direncanakan mampu melayani 929,5 juta orang per tahun.
“Oleh karena itu kalian harus terus meningkatkan keahlian, pengetahuan dan attitude agar memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat, PPI Madiun harus tampil sebagai garda terdepan dalam mencetak SDM di bidang perkeretaapian yang nantinya PPI Madiun dapat menjadi pusat unggulan pendidikan dan penelitian di bidang perkeretaapian bukan hanya di tingkat nasional, namun juga lingkup Internasional,” tambah Dirjen Perkeretaapian.
Turut hadir Bapak Walikota madiun Drs.H.Maidi, S.H, M.M, M.Pd, menyampaikan “PPI Madiun merupakan salah satu perguruan tinggi yang menciptakan lulusan siap kerja dan ini yang dibutuhkan”
Beliau pun berpesan kepada para wisudawan agar dapat menjadi agen perubahan di bidang perkeretaapian dengan bekerja keras, tanpa disuruh, jujur tanpa diawasi, disiplin dan bertanggungjawab ditempat kerja nanti.
Di tempat berbeda pada waktu yang bersamaan, Direktur Politeknik Penerbangan Medan, I Wayan Juliarta, ST mewisuda secara langsung 108 wisudawan lulusan Program Diploma III Pemanduan Lalu Lintas Udara Angkatan XVII, Teknik Telekomunikasi dan Navigasi Udara Angkatan XVI, Teknik Telekomunikasi dan Navigasi Udara Angkatan XVII, Teknik Listrik Bandara Angkatan XIII, Teknik Listrik Bandara Angkatan XIV.
Dalam sambutannya, Direktur Politeknik Penerbangan Medan menyampaikan bahwa tantangan yang dihadapi zaman ini sangat berbeda pada tahun lalu terlebih dengan perkembangan teknologi yang saat ini sangat pesat dan disrupsi teknologi digital yang melangkah lebih cepat karena terdorong pandemi covid-19.
“Industri 5.0 yang akan kita hadapi merupakan fase revolusi teknologi yang mengubah cara berkreatifitas manusia dalam skala, ruang waktu, kompleksitas, dan transformasi dari cara hidup sebelumnya. Oleh karena itu, Saudara harus memiliki kemampuan untuk memprediksi masa depan yang berubah sangat cepat sehingga Saudara tidak akan tergerus oleh perubahan dan dalam menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut,” jelas Direktur Poltekbang Medan.
Di akhir sambutan ia berpesan bahwa Belajar adalah kunci, maka penguasaan pengetahuan dan teknologi merupakan suatu keniscayaan. Sebab, industri aviasi membutuhkan high skill dan high investment, untuk itu kita harus disiplin, karena kita tidak boleh ada celah untuk salah sedikitpun. Begitu kita melakukan kesalahan, nyawa manusia taruhannya.