
Nagan Raya, Haloindonesia.co.id – Keberadaan Bandar udara (bandara) memiliki fungsi dalam menjalin konektifitas yang sangat dibutuhkan antar wilayah satu dengan wilayah yang lainnya. Oleh sebab itu, bandara memainkan peran penting sebagai simpul dalam jaringan transportasi udara dan pertemuan beberapa jaringan dan rute penerbangan sesuai hierarki bandar udara.
Selanjutnya bandara juga menjadi pintu gerbang kegiatan perekonomian dalam upaya pemerataan pembangunan, pertumbuhan dan stabilitas ekonomi serta keselarasan pembangunan nasional dan pembangunan daerah.
Selain itu, bandara merupakan tempat kegiatan alih moda transportasi, dalam bentuk interkoneksi antar moda pada simpul transportasi guna memenuhi tuntutan peningkatan kualitas pelayanan yang terpadu dan berkesinambungan.
Bandara Cut Nyak Dhien adalah Bandara Kelas II dibawah Direktorat Jenderal Perhubungan Udara yang memiliki ukuran landasan pacu (run way) berdimensi 1.800 x 30 meter, taxi way dengan dimensi 95 m x 18m, apron 160 m x 40 m, memiliki posisi strategsi dengan hanya berjarak dari kota Nagan Raya sekitar 26 km. Sedangkan jarak dari kota Meulaboh sekitar 45 km.
Bandara Cut Nyak Dhien dapat diakses dengan moda transportasi darat dari dan ke kota terdekat tersedia angkutan taxi/mobil rental.
Program Peningkatan Layanan
Kepala Bandara Cut Nyak Dhien Nagan Raya Sarmin,S.IP., menuturkan Bandara Cut Nyak Dhien Nagan Raya merupakan bandar udara kelas II dibawah Direktorat Jenderal (Ditjen) Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan, yang berada di Kabupaten Nagan Raya, Aceh.
“Dalam mengoperasikan bandara sesuai tupoksinya adalah meningkatkan keselamatan dan keamanan penerbangan, meningkatkan kapasitas bandara, meningkatkan layanan publik ,dengan membangun komunikasi dan koordinasi dengan pemda setempat,”ujar Sarmin, kepada Halo Indonesia, beberapa waktu lalu.
Sarmin menambahkan, dalam pengembangan dan pembangunan Bandara Cut Nyak Dhien memiliki program pengembangan sesuai master plan bandara dan akan dilaksanakan sesuai tahapan.
Lanjut Sarmin menambahkan, program prioritas pengembangan bandara, saat ini adalah memberikan kemudahan kepada pelaku perjalanan dalam negeri dengan pesawat udara pada masa pandemi Covid-19 dengan melaksanakan koordinasi dan bersinergi dengan pemda Kabupaten Nagan Raya dalam hal ini Dinas Kesehatan Kabupaten Nagan Raya. “Hal ini untuk memberikan layanan syarat kesehatan untuk perjalanan pesawat udara, dengan menyiapkan gerai vaksinasi di area terminal bandara. Dalam hal ini sudah terlaksana dengan baik,” jelas dia.
Dari segi potensi daerah, menurut Sarmin, untuk pengembangan bandara kedepan, yaitu Kabupaten Nagan Raya dari letak geografis berada tepat diantara Kabupaten Aceh Barat, Kabupaten Aceh Jaya dan Kabupaten Aceh Barat Daya. “Yang mana Bandara Cut Nyak Dhien merupakan penyangga kebutuhan sektor transportasi udara terhadap kabupaten sekitar selain Kabupaten Nagan Raya. Dengan semangat dan visi yang sama Pemda Kabupaten Nagan Raya selalu siap mendukung program peningkatan pelayanan transportasi di Bandara Cut Nyak Dhien,” ucap dia
Untuk maskapai yang beroperasi saat ini adalah Wings Air dengan pesawat type ATR 72/500-600 series. “Dengan keterisian penumpang (load factor) rata-rata adalah 90% sampai dengan 95% pada masa puncak hari raya, dan 70% sampai dengan 85% (pada hari biasa) dengan jadwal penerbangan 3 X seminggu, yaitu pada hari Rabu, Jumat dan Minggu,” jelas Sarmin.
Sebelumnya, frekuensi penerbangan Wings Air dari Bandara Kualanamu, hanya dilayani satu kali penerbangan dalam sepekan. Penambahan frekuensi penerbangan tiga kali dalam sepekan. Penambahan frekuensi penerbangan dikarenakan tingkat keterisian seat pesawat rata-rata mencapai 90 hingga 100 persen.
Selain itu, penambahan juga disebabkan animo masyarakat kembali menggeliat sejak diberlakukanya relaksasi aturan penerbangan oleh pemerintah. “Masyarakat kembali menggunakan transportasi udara untuk memudahkan berbagai aktivitas bisnis, pemerintahan maupun liburan,” ujarnya.
Usulan Anggaran Pengembangan
Di dalam merealisasikan program pengembangan bandara masih diperlukan ketersedian lahan mengusulkan anggaran sebesar Rp114 miliar tersebut untuk mendukung rencana pembebasan lahan seluas 57 hektar di Bandara Cut Nyak Dhien Nagan Raya.
Nantinya, bandara tersebut diharapkan dapat digunakan sebagai landasan pacu pesawat jenis Boeing guna mendukung arus transportasi udara bagi masyarakat di wilayah pantai Barat selatan Aceh.
Selain itu, usulan pembebasan lahan tersebut juga dimaksudkan untuk mendukung pengembangan sejumlah sarana bandara seperti taxi way, apron serta sejumlah sarana pendukung lainnya.
Harapannya, Bandara Cut Nyak Dhien Nagan Raya nantinya dapat menjadi satu-satunya bandara yang dapat mendukung investasi serta kelancaran arus penumpang, maupun arus barang sebagai penunjang bisnis masyarakat setempat.
“Harapannya kedepan, semoga rencana program pengembangan Bandara Cut Nyak Dhien mendapat dukungan baik pusat maupun daerah untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat pengguna jasa transportasi udara dengan terbukanya rute-rute baru selain rute eksisting saat ini sehingga peran bandara di dalam peningkatan ekonomi dan potensi di daerah dapat terwujud dan memberikan kontribusi positif pada tingkat daerah khususnya juga tingkat nasional umumnya,” pungkas Sarmin. (***)