
Jakarta, Haloindonesia.co.id – Menteri Ekonomi Kreatif (Menteri Ekraf), Teuku Riefky Harsya menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah dalam mendukung musisi lokal agar karya-karya lagunya bisa makin dikenal dan mendapat apresiasi di panggung nasional. Penegasan itu disampaikan Menteri Ekraf Teuku Riefky saat menerima kunjungan dari Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda, di Autograph Tower Thamrin Nine, Jakarta pada Jumat, 9 Mei 2025.
“Spirit Kementerian Ekonomi Kreatif yaitu menjadikan ekonomi kreatif sebagai mesin baru pertumbuhan ekonomi nasional yang dimulai dari daerah. Kreativitas musisi-musisi lokal dari Maluku Utara harus didukung karena musik juga menjadi bagian dari subsektor ekonomi kreatif yang punya nilai tambah dan saat industri musik tumbuh justru bisa membuka lapangan pekerjaan,” ungkap Menteri Ekraf Teuku Riefky.
Maluku Utara yang terletak di bagian timur Indonesia telah menumbuhkan kreativitas dengan semangat kolektif dari pegiat ekonomi kreatif yang fokus pada bidang musik dan bisa menjadi viral.
“Kreativitas itu bisa dimulai dengan memberdayakan potensi lokal. Peningkatan kualitas musisi lokal harus didukung agar mereka bisa mendapat perlindungan kekayaan intelektual dan melakukan monetisasi sehingga menikmati dari hasil kreativitas yang telah viral,” kata Menteri Ekraf Teuku Riefky.
Pada kunjungan kerja Menteri Ekraf yang dilakukan ke Merauke pertengahan Desember 2024 lalu, Kementerian Ekraf mendorong pertumbuhan ekosistem kreatif dan mengembangkan talenta warga binaan lapas di kawasan food estate sehingga talenta Papua Selatan bisa bersinar ke tingkat nasional melalui musik.
Menteri Ekraf Teuku Riefky juga mendorong Maluku Utara segera membentuk Dinas Ekraf. “Tidak harus mandiri, tetapi bisa dinaikkan menjadi judul dinas agar otoritasnya makin kuat. Misal di Maluku Utara sudah ada pariwisata, bisa digabung menjadi Dinas Parekraf,” imbuh Menteri Ekraf Teuku Riefky.
Patut diketahui, Maluku Utara punya potensi talenta yang sangat banyak dalam industri kreatif, salah satunya subsektor musik. Apalagi, saat ini sedang trending di TikTok lagu ‘Stecu Stecu’ yang jadi populer berasal dari Maluku Utara. Selain itu, akselerasi musik dari Maluku Utara juga mengarah pada jenis musik electropop dan beat.
“Kami butuh informasi terkait seperti apa monetisasi melalui platform TikTok, termasuk menggunakan jasa aggregator yang tepat. Akan lebih baik, apabila Kementerian Ekraf bisa menjembatani kami dengan TikTok Indonesia sehingga ada program untuk menyosialisasikan kepada para musisi di Maluku Utara jadi bisa menciptakan musik-musik yang punya ciri khas beda dan mendapat kompensasi nilai ekonomi yang sesuai,” ungkap Sherly Tjoanda.
Gubernur Maluku Utara juga menginginkan agar pertemuan hari ini bisa melahirkan kolaborasi berikutnya untuk memberi panggung pada talenta-talenta lokal.
“Selama ini lokal artis yang ada di Maluku Utara tidak semua mendapat akses panggung nasional. Harapannya, ada bantuan dari Kementerian Ekraf untuk menyediakan panggung bagi artis-artis lokal yang ada di Maluku Utara dalam akses panggung secara nasional sehingga bisa memperluas market dan intinya lebih banyak yang apresiasi kreasi mereka,” harap Sherly Tjoanda.
Turut mendampingi Menteri Ekraf Teuku Riefky, Deputi Bidang Pengembangan Strategis Ekonomi Kreatif, Cecep Rukendi; dan Direktur Fasilitasi Infrastruktur, Fahmy Akmal. Sementara Gubernur Maluku Utara didampingi oleh Lestari sebagai Kepala Badan Penghubung Pemerintah Provinsi Maluku Utara.