Beranda Frame Menteri Pariwisata Dampingi Ibu Negara Prancis dalam “Spouse Program” ke Museum Nasional...

Menteri Pariwisata Dampingi Ibu Negara Prancis dalam “Spouse Program” ke Museum Nasional dan Borobudur

BERBAGI
Menteri Pariwisata Dampingi Ibu Negara Prancis dalam

Jakarta, Haloindonesia.co.id – Kementerian Pariwisata (Kemenpar) turut mendukung pelaksanaan kunjungan kenegaraan Presiden Prancis Emmanuel Macron bersama Ibu Negara Brigitte Macron ke Indonesia pada 27-29 Mei 2025 yang diharapkan semakin meningkatkan kemitraan kedua negara, termasuk di sektor pariwisata.

“Saya merasa terhormat dapat berpartisipasi dan mendukung pelaksanaan acara yang tidak hanya menunjukkan hubungan kuat antara Indonesia dan Prancis, tetapi juga mengedepankan hospitality dan pariwisata dalam membangun kedekatan antarnegara,” ujar Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (28/5/2025).

Dalam rangkaian kunjungan kenegaraan Presiden Prancis Emmanuel Macron ke Indonesia, Kementerian Pariwisata terlibat dalam dua agenda penting yang akan mempererat hubungan budaya dan pariwisata kedua negara. Yakni perumusan “Joint Visions 2050 Indonesia” dan Prancis, serta Cultural Declaration.

Menteri Pariwisata Widyanti Putri Wardhana turut menyambut kedatangan Presiden dan Ibu Negara Brigitte Macron di Istana Negara, dan menemani Ibu Negara Prancis dalam dua spouse program di Museum Nasional dan Kawasan Borobudur, Jawa Tengah, serta makan malam kenegaraan di Istana Negara.

1. Joint Vision 2050 

Kementerian Pariwisata juga ikut mendukung terbentuknya “Joint Vision 2050” antara Indonesia dan Prancis yang disepakati dalam pertemuan bilateral kedua negara. “Joint Vision 2050” tidak hanya mencakup penguatan kerja sama ekonomi, tetapi juga pariwisata dan kebudayaan, dengan harapan dapat membuka lebih banyak peluang untuk pengembangan pariwisata berkelanjutan dan saling mendukung dalam bidang budaya antara kedua negara.

Pemerintah Indonesia dan Prancis bersepakat meningkatkan pertukaran wisatawan bilateral melalui konektivitas, promosi pariwisata berkualitas tinggi, guna mendorong peningkatan people-to-people contact di antara penduduk kedua negara.

Prancis dan Indonesia juga akan memperkuat kerja sama pengembangan sumber daya manusia pariwisata berstandar kompetensi industri pariwisata internasional, peningkatan investasi pariwisata, serta pengembangan transformasi digital.

2. Cultural Declaration 

Sebagai bagian dari pertemuan, kepala negara dari kedua negara juga menandatangani cultural declaration yang bertujuan meningkatkan pertukaran budaya dan memperkuat hubungan antara masyarakat Indonesia dan Prancis. Meskipun tidak  ada penandatanganan MoU, visi bersama ini menjadi fondasi penting untuk langkah-langkah strategis lebih lanjut dalam memperkuat sektor pariwisata, seni, dan budaya di masa depan.

Dalam Cultural Declaration ini, Kementerian Pariwisata secara khusus berperan dalam pengembangan gastronomi. Pemerintah Indonesia dan Prancis sama-sama berkomitmen terhadap ragam gastronomi yang mencerminkan kekayaan dan keragaman tradisi kuliner daerah masing-masing, dan keinginan agar warisan gastronomi lebih dikenal di masing-masing negara.

Untuk tujuan ini, Prancis dan Indonesia mendukung pengembangan kampanye promosi yang terencana, berbasis kemitraan, dan jangka panjang.

Prancis dan Indonesia menyambut baik perkembangan “Pekan Gastronomi Prancis” yang diselenggarakan di seluruh Indonesia sejak tahun 2023 dan telah membantu meningkatkan kesadaran terhadap gastronomi masing-masing negara serta berkontribusi dalam memperkuat pelatihan dan mobilitas profesional di sektor perhotelan, restoran, dan pariwisata. Prancis dan Indonesia siap bekerja sama untuk mengembangkan acara ini, yang dapat dilengkapi dengan penyelenggaraan Pekan Gastronomi Indonesia di Prancis.

3. Spouse Program: Partisipasi Menteri Pariwisata Mendampingi Ibu Negara Brigitte Macron 

Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana juga mendampingi Ibu Negara Brigitte Macron dalam acara spouse program yang digelar di Museum Nasional, Jakarta.

Kepada Ibu Negara Brigitte Macron, Menteri Pariwisata Widiyanti Putri menjelaskan 20 display wastra atau kain tradisional, yang dikurasi langsung oleh Menteri Pariwisata dari seniman batik Nur Cahyo.

Nur Cahyo merupakan pengrajin batik asal Pekalongan, Jawa Tengah, yang telah mengembangkan seni batik tradisional Indonesia dengan inovasi dan dedikasi tinggi. Ia dikenal karena kemampuannya dalam menciptakan warna batik menggunakan pewarna alami seperti secang dan mahoni. Motif batiknya yang unik menggabungkan pengaruh budaya Tionghoa dan Arab dengan elemen flora, fauna, dan geometris. Karya-karyanya telah dipamerkan di berbagai pameran internasional dan juga turut berkontribusi dalam diplomasi budaya Indonesia melalui pembuatan batik ASEAN. Dengan mengelola sekitar 50 pembatik, Nurcahyo terus memperkenalkan batik Indonesia ke pasar global.

Masih dalam rangkaian spouse program, pada tanggal 29 Mei 2025, Menteri Pariwisata Widiyanti Putri juga akan mendampingi Brigitte Macron dalam jamuan makan siang di Manohara, sebuah resort yang terletak di Kawasan Taman Wisata Candi Borobudur, Megalang, Jawa Tengah. Dalam acara itu Brigitte Macron juga akan disuguhi pameran seni dan budaya.

Mahasiswa dari sejumlah Politeknik Pariwisata (Poltekpar) juga dilibatkan dalam acara ini sebagai pemandu tamu baik di Museum Nasional maupun di Manohara. Mereka memiliki kemampuan berbahasa Prancis dan Inggris yang fasih. Hal ini juga memperlihatkan komitmen Kemenpar dalam mengembangkan kualitas SDM pariwisata di Indonesia. Partisipasi Poltekpar dalam kegiatan ini juga menunjukkan keterlibatan langsung generasi muda dalam kegiatan diplomasi budaya yang penting ini.

4. Museum Nasional Diubah Menjadi Galeri L’Art Botanique du Paradis oleh Didit Hediprasetyo 

Museum Nasional selama kunjungan Ibu Negara Prancis didesain dengan sentuhan elegan dan bernilai seni tinggi (haute couture). Hal ini dikarenakan Kunjungan Presiden Macron dan Ibu Negara ke Indonesia dilakukan dalam rangka merayakan 75 tahun hubungan diplomasi Indonesia dan Prancis.

Dalam perayaan ini, Yayasan Didit Hediprasetyo mengadakan L’Art Botanique du Paradis, sebuah pameran imersif desain interior, mode, dan seni kontemporer oleh seniman dan desainer terbaik Indonesia seniman dan desainer terbaik.

Diselenggarakan di Museum Nasional Indonesia, pameran unik ini mengubah  tempat bersejarah menjadi lima ruangan yang berbeda, dikuratori secara artistik dengan menampilkan kerajinan Indonesia yang beragam kerajinan, kekayaan botani, dan kepekaan desain.

Setiap ruangan mencerminkan sebuah narasi puitis, yang dibentuk oleh warisan budaya dan alam negara—melalui tekstil, mode, desain interior, patung, dan seni rupa. Tenun Rosé Lounge oleh Vivianne Faye menawarkan sebuah tribut romantis untuk seni tenun songket, di mana tradisi dibalut dalam kehangatan, feminitas, dan keanggunan yang ceria. Dalam Tropical Tranquil, Roland Adam menciptakan sebuah suasana tenang  pertemuan antara alam dan sejarah, di mana dedaunan tropis bertemu batu suci dalam keheningan harmoni.

Wastra oleh Joke Roos adalah penghormatan kontemporer terhadap batik, menjembatani warisan dan modernitas melalui tekstur, ritme, dan pengendalian diri. The Soul Gallery, dirancang oleh Prasetio Budhi, menghadirkan ruang gelap dan introspektif di mana bentuk-bentuk leluhur dan seni modern mencerminkan kedalaman jiwa budaya Indonesia.

Terakhir, Bisikan Tropis karya Amalya Hasibuan mengundang pengunjung ke dalam dialog puitis antara seni dan lanskap, di mana alam melembutkan ingatan dan desain bernafas dalam keheningan. Kamar-kamar ini dihidupkan melalui perpaduan tekstil batik dan tenun, perabotan artisanal perabotan, dan artefak langka yang dikurasi dari seluruh kepulauan Indonesia—menawarkan sebuah pandangan imersif dan kontemporer tentang masa lalu, masa kini, dan masa depan Indonesia.

Melengkapi elemen-elemen ini, beberapa kamar juga menampilkan objek dan peralatan rumah tangga milik pribadi oleh rumah-rumah ikonik maison Prancis seperti Hermès dan Louis Vuitton, melambangkan persimpangan halus antara estetika Indonesia dan Prancis.

“Pameran ini adalah penghormatan tulus kami kepada para pengrajin Indonesia dan jembatan budaya yang telah kami jalin dengan Prancis.” telah dipelihara dengan Prancis selama 75 tahun,” kata Didit Hediprasetyo, pendiri Yayasan Didit Hediprasetyo.

Didit menambahkan,”Ini adalah undangan untuk merasakan semangat Indonesia melalui ruang-ruang” yang menghidupkan seni, desain, dan tradisi.”

Pameran ini juga didukung oleh Kementerian Pariwisata Republik Indonesia, yang mengakui peran penting diplomasi budaya. “Indonesia adalah tanah cerita, yang diceritakan bukan hanya melalui kata-kata, tetapi melalui desain, tekstil, dan tradisi. Pameran ini menawarkan sebuah sekilas tentang keindahan dan kedalaman yang menanti pengunjung ke kepulauan kita. Saat kami menyambut Teman-teman Prancis, kami bangga untuk berbagi ungkapan budaya dan keramahan kami ini,” kata Menteri Pariwisata, Widiyanti Putri Wardhana.

Harapan dan Komitmen Kementerian Pariwisata 

Mengutip data Badan Pusat Statistik, pada tahun 2024, dari 13,9 juta wisatawan yang berkunjung ke Indonesia, kunjungan wisatawan Prancis ke Indonesia berjumlah 346.337 orang dan sepanjang kuartal 1 tahun 2025 ini kunjungan wisatawan Prancis sudah mencapai 48.442 orang.

Kementerian Pariwisata menghargai kerja sama yang terjalin antara Indonesia dan Prancis dalam sektor pariwisata dan budaya. Melalui inisiatif “Joint Vision 2050“, Cultural Declaration, dan berbagai kegiatan budaya seperti yang dilaksanakan dalam spouse program, Kementerian Pariwisata berharap hubungan kedua negara semakin erat dan menciptakan peluang bagi pengembangan pariwisata yang berkelanjutan.

“Melalui acara seperti ini, kita bisa mempromosikan keberagaman budaya Indonesia kepada dunia, dan saya berharap kegiatan ini juga dapat mendorong pertumbuhan pariwisata yang lebih berkelanjutan di Indonesia,” ujar Menteri Pariwisata Widiyanti Putri.

Bagikan

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses