
Ponorogo, Haloindonesia.co.id – Ponorogo Creative Festival (PCF) 2025 resmi ditutup pada Sabtu, 24 Mei 2025, setelah berlangsung selama tiga hari. Dihadiri oleh petinggi Kementerian Ekonomi Kreatif (Ekraf), penutupan PCF 2025 dimeriahkan dengan berbagai pertunjukan, antara lain Festival Tari Kreasi yang melibatkan sanggar dan sekolah, karnaval bertema “Recycle & Bamboo” yang diikuti pelajar dari berbagai jenjang pendidikan, serta musik yang memadukan unsur etnik dan modern.
Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, mengatakan pentingnya penguatan sektor ekonomi kreatif melalui budaya lokal. Ia menyebutkan bahwa seni pertunjukan Reog telah menghidupi lebih dari 21.000 warga Ponorogo, baik secara langsung maupun melalui sektor turunannya.
“Budaya bisa menjadi landasan ekonomi bila dikelola dengan konsisten dan berkelanjutan. Dengan kolaborasi antara pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan, kita dapat menciptakan efek domino untuk tumbuh bersama,” ujarnya.
Ia juga menegaskan komitmen Ponorogo untuk bergabung dalam jejaring UNESCO Creative Cities Network (UCCN) di bidang Craft and Folk Art, seraya mendorong kolaborasi lintas sektor melalui pendekatan hexalix.
Seniman dan pelaku ekonomi kreatif dari Kuala Putro Art Gallery, Moh. Syaiful Arif Y., menyambut baik inisiatif ini. “Kami berharap keikutsertaan Ponorogo dalam UCCN dapat meningkatkan dampak ekonomi yang dirasakan langsung oleh para pengrajin dan pelaku ekonomi kreatif setempat,” ujarnya.
Acara ini mengusung tema Pring Harmonic, yang merujuk pada “pring” (bambu) dan “harmonic” (keselarasan), sebagai simbol ajakan untuk menjaga lingkungan secara berkelanjutan dan harmonis.
Setelah PCF 2025, Ponorogo akan melanjutkan agenda penguatan sektor kreatif melalui kegiatan “Ngebet Sentra Industri Bambu” dan Pameran Seni Grebeg Suro, yang diharapkan memperluas kontribusi ekonomi kreatif terhadap pembangunan lokal secara inklusif dan berkelanjutan.
Sekretaris Utama Kementerian Ekraf, Dessy Ruhati, turut hadir dalam penutupan festival. Kehadirannya menegaskan dukungan pemerintah terhadap pengembangan ekosistem ekonomi kreatif daerah berbasis budaya.